niton1234@gmail.com
Minggu, 22 Februari 2015
Jumat, 20 Februari 2015
Senin, 16 Februari 2015
Jumat, 13 Februari 2015
Children wander in the land of no hope at anyone,
but only God who wished me a terrible.
Motivation Mom and Dad, update this post I will share with you all that information about Motivation Words of Wisdom Parents, I hope you can make as a Spirit of Life!
Parents are a very valuable one for us. thanks to his services we live to this day even Growing up we were due to the Parent. they are the heroes of our lives. Mom and Dad is well suited to be called Heroes! indeed increasingly older age he, eyes began to dim and graying hair and the road began to bend, but incredible! His love will never abis all time, Mom and Dad always pay attention to us even though we are married himself, he always prayed for his good health and longevity. so great love of father and mother.
Well, for those of you who want to appreciate Services Parents who have given, here I want to share a bit of an afterthought, may be useful for us all
Parent is a reminder for us to always understand not only to obey, when we teenagers words parents always ignore when it's good for us that because of our selfishness alone.
I have always strongly felt admin under Words of Wisdom Parents are very important to our future supplies, so make friends remember Words of Wisdom Parents while we are given a chance to live and run according to the rules of their respective religion.
Okey now just listened to Words of Wisdom Parent below and find inspiration and do not forget to carry with either yes:Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
Marilah kita selalu memuliakan Allah kita dengan segala perkataan dan perbuatan kita yang dipenuhi dengan Roh Kebenaran!
Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh 14:27b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup. #Injil Yoh 8:12
Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaanNya, yg telah memanggil kalian dari kegelapan ke dlm cahaya-Nya yg menakjubkan.
Para murid semua sehati sejiwa tekun berdoa bersama para wanita n Maria, ibunda Yesus, serta saudara2 Yesus. Kis 1:14
Ampunilah aku Tuhan, dan curahkan Roh Kudus-Mu agar senantiasa menerangi hati dan budiku kami. Amin.
"Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita." #Injil Yohanes 17
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya agung. Di hadapan para bangsa Ia menyatakan keadilannya..
Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. #Mazmur
Marilah kita selalu mengucap syukur atas segala hal yang baik yang terjadi pada sesama kita.
Ya Yesus, jagailah kami agar jangan sampai putus asa dan menyangkal iman yang benar akan Dikau.
Bapa, puji dan syukur atas segala rahmat dan anugerah-Mu. Amin
Segala kebaikan Tuhan kepada sesama kita wajib kita syukuri.
Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu. #Mazmur
"Roh Kudus akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." #Alkitab Yoh 14:26
#Yesus Putra Allah yg hidup, aku percaya akan semua perkataan-Mu yg membawa kepada hidup kekal. Amin. #Doa
Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. #Matius 5
Marilah kita saling mengasihi seperti Kristus mencintai kita dan menyerahkan diri-Nya bagi kita --- St. Agustinus
“Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa” St. Benediktus dari Nursia
Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. #Mazmur
Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
Selamat hari Senin, 24 Juni 2013, Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis (6 bulan dari skrg a/ hari kelahiran Yesus)
"Percayalah kepada Tuhan #Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu." Kisah Para Rasul (16:22-34)
Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.
"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh 16:13)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak. (Yoh 15:4)
Kiranya suku2 bangsa bersukacita dan bersorak/i, sebab Engkau memerintah dan menuntun bangsa2 dgn adil. #Mazmur
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. Amin (Mzm 146:2)
Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Berdoa dg mulut memuji Tuhan, tp dg hati yg msh sesak o/ amarah+rasa dendam adalah DOSA.
Hai orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
Marilah kita tidak melawan kejahatan dengan kejahatan, tapi justru dengan kelembutan.
"Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya"
Dlm Injil hari ini Yesus berkata Setiap orang yg mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari n mengikut Aku.
Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa...Jadi, #Ekaristi pertama2 merupakan ucapan syukur. - Katekismus GK, 1360
Panggilan kita pertama2 adalah diutus, diutus untuk menginjili diri sendiri agar diri bisa menjadi serupa dengan Kristus.
Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
"Jika Engkau Ingin Dicintai, Maka Cintailah!" - "Si Vis Amari, Ama!"
Makin kecil, makin sederhana, makin kita ‘kosong’, makin Allah melimpahi kita, menyatakan kuasaNya kepada kita.
Sebab mereka semua memberi dr kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya.., yaitu seluruh nafkahnya-Mrk 12
Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya #Ekaristi memperkuat cara pikir kita. --- St Ireneus
Inilah Tubuh-Ku yg diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yg ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Tuhan, bawalah semua orang masuk kerajaan-Mu, kerajaan hidup dan kebenaran. Amin.
Domba-dombaku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. (Yoh 10:27)
Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa." Yohanes 14 #alkitab
Tuhan Yesus, ampuni aku pada malam ini kalau hari ini aku kurang tekun dan setia dalam melaksanakan perintah-Mu.
Ya Yesus, jadikanlah aku sahabat-Mu yg setia n ajarilah aku mengenal Bapa n menuruti firman-Nya spt yg Kauteladankan bagiku.
Selama orientasi kita pada materi dan hal-hal duniawi, kita akan menghadapi keterbatasan dan keputusasaan.
Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yg menjadikan kita.Punya Dialah kita, kita ini umatNya n kawanan domba gembalaanNya.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan. #Injil Yoh 6:56
Besarlah ketentraman orang yg mencintai hukum-Mu, ya Tuhan. #Mazmur
Tuhan Yesus, godaan duniawi selalu menghampiri aku setiap hari, utuslah Roh Kudus-Mu agar aku tetap kuat menghadapinya. Amin
Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.
Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa...Jadi, #Ekaristi pertama2 merupakan ucapan syukur. - Katekismus GK, 1360
Percayalah bahwa Yesus pun sedang memegang dan memeluk erat engkau dalam setiap deritamu.
Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintahNya. Amin (Mzm 112:1)
"Aku percaya, ya #Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!" #Injil Markus 9
Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
Aku memberikan perintah baru kpd kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Yoh 13
Sudahkah kita berdamai dg sesama dan pengalaman pahit kita?
Roma 12:17 _ Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Ya Tuhan, jauhkan dari pikiran dan hatiku keinginan mencari penghormatan terhadap diri sendiri.
“Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)
Orang yg luar biasa itu sederhana dlm ucapan dan penampilan tetapi hebat dlm tindakan -(Confusius)
Marilah kita melakukan segala kebaikan dengan kerendahan hati dan untuk kemuliaan nama Allah.
Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
Mulailah hari ini dengan #DOA dan tersenyumlah pada #Yesus sebagai ucapan syukur apapun keadaan kita.
Doa Bapa Kami akan menguatkan kita dalam menjalani hidup kita setiap hari.
Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
"Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu." #Injil Yohanes (16:5-11)
Mat 6:25-26"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum,..
Tuhan Yesus, ajarilah aku kerendahan hati untuk menerima perbedaan sebagai anugerah Allah.
Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. #Injil #Yohanes 6:63b.68b
Yesus, Engkaulah saksi yg setia, yg pertama bangkit dr alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dlm darah-Mu.
Jangan takut karena DIA takkan pernah meninggalkanmu...
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya." #Injil #Yohanes 10
Iri hati munculkan kedengkian, fitnah, kegirangan akan kesengsaraan sesama dan menyesalkan keberuntungannya.-St. Gregorius
Sebab aku mempunyai keyakinan yg kokoh dlm Injil, karena Injil a/ kekuatan Allah yg menyelamatkan stp orang yg percaya,.. Rm1:16
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” Ayub 42: 2
Roh Kudus akan menerangi hati kita untuk berjalan menuju kehidupan kekal.
Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu. #Mazmur
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi! #Mazmur
Menjadi orang Kristen yg sejati adalah panggilan untuk menjadi KUDUS, Kehidupan yg Saleh, berkenan di Mata Tuhan.
Kamis, 12 Februari 2015
PTK
KATA
KUNCI: rangkaian seri dan paralel, fisika
dasar 2, resistor, kuat arus, tegangan, seri, paralel
PENDAHULUAN
Fisika merupakan salah satu cabang
ilmu dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang membutuhkan eksperimen atau
percobaan untuk membuat atau meneliti keabsahan sebuah teori. Salah satu
pembahasan dalam Fisika yakni mengenai rangkaian listrik. Pada rangkaian
listrik terdapat dua jenis rangkaian yang kita kenal, yakni rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang cara
kerjanya membagi arus yang dihasilkan melalui komponen lain. Sedangkan Rangkaian
Paralel adalah salah satu rangkaian
listrik yang
disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya
merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian
listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsisebagaimana mestinya. [1]
Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsisebagaimana mestinya. [1]
Percobaan kali ini dilakukan untuk membedakan antara kedua
jenis rangkaian listrik di atas. Selain itu diketahui bahwa penerapan
pemasangan lampu penerangan rumah tangga tak lepas dari penerapan konsep kedua
jenis rangkaian ini. Percobaan ini dianggap penting karena masing-masing
rangkaian mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri yang harus diperhatikan
dalam hal penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Untuk membedakan kedua
rangkaian ini harus dilakukuan pengukuran kuat arus dan tegangan terhadap
masing-masing rangkaian. Sehingga adapun Metode eksperimen pada kegiatan 1, terlebihi dahulu kita merangkai alat dengan
susunan seri 2 resistor kemudian melakukan pengukuran pada tegangan
masing-masing resistor, untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter,
selanjutnya mengukur arus yang mengalir melewati masing-masing resistor dan
terakhi mengukur tegangan sumber yang berbeda. Pada kegiatan 2 metodenya, kita memulai dengan membereskan
rangkaian seri tadi sehingga kita dapat merangkai lainnya, yakni merangkai
alat dengan susunan paralel 2 resistor. Setelah rangkaian siap, kita melakukan pengukuran
tegangan pada masing-masing resistr. untuk mengukur tegangan digunakan
voltmeter kemudian mencatat hasil yang diperoleh, kemudian mengukur arus yang menuju ke titik cabang dan
yang menuju ke masing-masing resistor, pengukuran arus menggunakan alat
amperemeter. Kemudian melanjutan pengukuran untuk nilai tegangan sumber yang
berbeda dan mencatat hasil yang diperoleh. Setelah itu mengembalikan alat dan bahan yang telah dipakai.
TEORI
Rangkaian listrik adalah susunan
komponen-komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi
satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Arus listrik dalam
suatu rangkaian listrik hanya dapat mengalir jika rangkaian listrik tersebut
berada dalam keadaan terbuka. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian
listrik, di mana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan
sedikit kabel penghubung). Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri
juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau
rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal
tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan datang
dari output lampu yang lain.
( 1.1)
Rangakain
listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen
berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel.
Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik
menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih
banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu
dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen
dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana
mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jika salah satu lampu dicabut
atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati. [2]
( 1.2 )
Hasil pengukuran beda potensial pada
resistor R1 dan R2 (nilainya berbeda) yang disusun secara seri menunjukkan
hasil yang berbeda, namun jika diukur arus yang melewati kedua resistor maka
diperoleh pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun secara
parallel, diperoleh hasil pengukuran yang berbeda. Arus yang melalui setiap
resistor berbeda, namun pengukuran tegangan pada setiap resistor sama. Fakta
ini menunjukkan bahwa jenis susunan resistor menentukan besar nilai variabel
tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian.
Pada susunan seri, resistor
berfungsi sebagai pembagi tegangan, yang berarti jika tegangan pada setiap
resistor dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan besarnya tegangan sumber.
Sedangkan jika resistor disusun paralel, maka resistor berfungsi sebagai
pembagi arus, yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor
diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik percabangan
(Hukum I Kirchoof).
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang terlaksananya eksperimen Power Supply
AC/DC, 0-12 V 1 buah, Resistor 2 buah dengan nilai berbeda, Basicmeter 90 1
buah, Kawat penghubung secukupnya. Eksperiment ini terbagi menjadi dua kegiatan
yaitu merangkai seri resistr, dan merangkai parallel resistr.
Adapun
kegiatan pertama mengenai rangkaian seri. Pertama-tama kita memastikan semua
perangkat eksperimen telah tersedia, dan berfungsi dengan baik. Kemudian
merangkai alat dengan susunan seri 2 resistor kemudian melakukan pengukuran
pada tegangan masing-masing resistor, untuk mengukur tegangan digunakan
voltmeter kemudian mencatat hasil yang diperoleh, setelah itu, mengukur arus yang mengalir melewati masing-masing
resistor menggunakan amperemeter dan terakhir mengukur tegangan sumber yang
berbeda kemudian mencatat hasil yang diperoleh.
Pada
kegiatan kedua, kita memulai dengan membereskan rangkaian seri tadi sehingga
kita dapat merangkai lainnya, yakni merangkai alat dengan susunan paralel 2
resistor. Setelah rangkaian siap, kita melakukan pengukuran tegangan pada
masing-masing resistr. untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter kemudian
mencatat hasil yang diperoleh, kemudian
mengukur arus yang menuju ke titik cabang dan yang menuju ke
masing-masing resistor, pengukuran arus menggunakan alat amperemeter. Kemudian
melanjutan pengukuran untuk nilai tegangan sumber yang berbeda dan mencatat
hasil yang diperoleh. Setelah itu mengembalikan
alat dan bahan yang telah
dipakai.
Variabel Operasional
1.
Variabel kontrol = Resistor
2.
Variabel manipulasi = Tegangan Sumber
3.
Variabel respon = Kuat arus listrik dan tegangan.
Definisi
Operasional Variabel
1.
Resistor adalah dua alat yang diletakkan secara seriyang akan
di ukur beda potensialnya, kuat arus diantara keduanya maupun sebelum dan sesudah
alat tersebut. Satuan resistor ini adalah Ohm (Ω).
2.
Tegangan Sumber yaitu alat yang disambungkan ke piranti
resistor sebagai sumber tegangan yang diubah-ubah skalanya 3 V, 6 V,
9 V dan 12 V.
3.
Kuat arus listrik adalah banyaknya arus listrik yang terbaca
melalui amperemeter dalam (miliAmpere) sedangkan tegangan adalah besarnya yang
terukur pada voltmeter dalam satuan Volt (V).
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Hasil Percobaan
Kegiatan 1. Rangkaian Seri Resistor
Tabel 1. Hubungan tegangan sumber terhadap kuat
arus listrik dan tengangan rangkaian seri
No.
|
Tegangan Sumber (V)
|
Kuat Arus Listrik
(mA)
|
Tegangan pada (V)
|
Tegangan pada (V)
|
||
Sebelum
|
Antara
|
Setelah
|
||||
1
|
3
|
|||||
2
|
6
|
|||||
3
|
9
|
|||||
4
|
12
|
Kegiatan 2. Rangkaian Paralel Resistor
Tabel 2. Hubungan tegangan
sumber terhadap kuat arus listrik dan tengangan rangkaian paralel
No.
|
Tegangan Sumber (V)
|
Kuat Arus Listrik
(mA)
|
Tegangan pada (V)
|
Tegangan pada (V)
|
||
Sebelum cabang
|
Melalui
|
Melalui
|
||||
1
|
3
|
|||||
2
|
6
|
|||||
3
|
9
|
|||||
4
|
12
|
Analisis data
Kegiatan 1. Rangkaian Seri Resistor
Seperti yang
tertera pada tabel pengamatan, yakni pada setiap tegangan sumber memiliki kuat
arus listrik (I) yang sama dari sebelum
R1, antara R1dan R2, dan setelah R2. Maka
dari itu, praktikan mengambil contoh satu data dari tegangan sumber senilai 3
volt.
Maka resistor
pengganti susunan seri yaitu:
Gamabar 3. Titik pada rangkaian dalam pengukuran kuat arus listrik
Dalam percobaan ini
adapun nilai dari piranti-piranti yang digunakan sebagai berikut:
Tegangan sumber = 3
V, 6 V, 9 V dan 12 V
Resistor 1 = 56 Ω
Resistor 2 = 150 Ω
Arus yang mengalir
setiap tegangan yang diberikan adalah:
1.
Menggunakan tegangan sumber 3 Volt
2.
Menggunakan tegangan sumber 6 Volt
3.
Menggunakan tegangan sumber 9 Volt
4.
Menggunakan tegangan sumber 12 Volt
Tabel 3.Hubungan atara tegangan dan arus listrik rangkaian seri
No.
|
Tegangan Sumber (V)
|
Arus listrik (mA)
|
|
Teori
|
Praktikum
|
||
1
|
3
|
||
2
|
6
|
||
3
|
9
|
||
4
|
12
|
Tegangan pada
Resistor pertama adalah:
1. Menggunakan tegangan sumber 3 Volt
2.
Menggunakan tegangan sumber 6 Volt
3.
Menggunakan tegangan sumber 9 Volt
4. Menggunakan tegangan sumber 12 Volt
Tegangan pada
Resistor kedua adalah:
1. Menggunakan tegangan sumber 3 Volt
2.
Menggunakan tegangan sumber 6 Volt
3.
Menggunakan tegangan sumber 9 Volt
4. Menggunakan tegangan sumber 12 Volt
Tabel 4.Hubungan atara tegangan sumber dan tegangan pada R1dan
R2
No.
|
Tegangan Sumber (V)
|
Tegangan pada R1 (V)
|
Tegangan pada R2 (V)
|
||
Teori
|
Praktikum
|
Teori
|
Praktikum
|
||
1
|
3
|
||||
2
|
6
|
||||
3
|
9
|
||||
4
|
12
|
Kegiatan 2. Rangkaian Paralel Resistor
Menggunakan
tegangan sumber 3 Volt
Dan akan diperoleh:
Karena , maka didapat resistro pengganti rangkaian paralel
yaitu:
Dalam paralel resistor memiliki hambatan pengganti sebesar:
1. Menggunakan tegangan sebesar 3 Volt
2. Menggunakan tegangan sebesar 6 Volt
3. Menggunakan tegangan sebesar 9 Volt
4. Menggunakan tegangan sebesar 3 Volt
Tabel 5. Hubungan atara tegangan sumber dan tegangan pada R1dan
R2
No.
|
Tegangan Sumber (V)
|
Kuat Arus listrik (mA)
|
|
Teori
|
Praktikum
|
||
1
|
3
|
||
2
|
6
|
||
3
|
9
|
||
4
|
12
|
PEMBAHASAN
Pada
kegiatan pertama dimana resistor dirangkai secara seri. Kuat arus pada
rangkkaian seri adalah sama untuk semua titik. Adapun
hasil eksperimen pada tegangan sumbernya 3 V menunjukkan bahwa kuat arus
listrik sebelum R1 sebesar ,
antara R1&R2 dan setelah R2 menghasilan
nilai yang sama sebesar ..
Sedangkan tegangan pada R1 sebesar
dan tegangan pada R2 . Pada tegangan sumber 6 V menunjukkan
bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar , antara R1&R2
dan setelah R2 menghasilan
nilai yang sama sebesar .
Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 Pada
tegangan sumber 9 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar
, antara R1&R2 dan setelah R2 menghasilkan
nilai yang sama sebesar .
Sedangkan tegangan pada R1 sebesar
dan tegangan pada R2 . Pada tegangan sumber 2 V menunjukkan
bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar , antara R1&R2
dan setelah R2
menghasilkan nilai yang sama sebesar . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan
pada R2 . Dari data tersebut menunjukkan bahwa
kuat arus yang mengalir sebelum R1, antara R1 dan R2,
dan setelah R2 pada rangkaian seri ini adalah sama dan dapat
dibuktikan bahsa dimanapun besicmeter tersebut di letakkan akan menghasilkan
nilai yang sama. Dan tegangan pada R1 dan R2, memiliki
hasil yang sama dengan tegangan sumbernya.
Sedangkan pada kegiatan kedua yang
disusun secara parallel, diamana hasil percobaan yang dilakukan adaalah
tegangan sumber 3 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1
sebesar dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan
tegangan pada R2 sebesar . Pada tegangan sumber 6V menunjukkan
bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1 sebesar dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2
sebesar . Pada tegangan sumber 9 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum
cabang sebesar melalui
R1 sebesar dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan
tegangan pada R2 sebesar Pada tegangan sumber 12V menunjukkan
bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1 sebesar dan melalui R2 Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 sebesar
. Pada percobaan kedua kuat arus yang masuk sebelum titik percabangan tidak
sama dengaqn jumlah kuat arus yang masuk pada R1 dan R2. Sehingga
percobaan pada kegiatan dua dianggap tidak berhasil karena beberapa factor yang
mungkin diantaranya adalah kesalahan dalam merangkai alat.
SIMPULAN
Dari dua kegiatan yang dilakukan
pada percobaan rangkaian seri dan parallel dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
jenis rangkaian listrik yakni seri dan parallel adapun rangkaia campuran adalah
perpaduan antara kedua rangkaian tersebut. dapat
dituliskan Vs= V1+V2. Sedangkan pada rangkaian parallel, resistor berfungsi sebagai
pembagi arus yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor
diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik
percabangan. It= I1+I2..
REFERENSI
[1]Alisa, Muhammad. 2013. Pengertian
Rangkaian Seri dan Paralel. www.muhammad94aliza.blogspot.com.
Diakses 31 Maret 2014
[2] Halliday, David dan Resnick, Robert.
1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Penuntun Fisika Dasar 2 Laboratorium Fisika Universitas
Negeri Makassar 2014
Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan
Rangkaian Listrik, Hukum Ohm
Artikel dan Makalah tentang
Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan Rangkaian Listrik, Hukum Ohm
- Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep kelistrikan
dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi dengan cara
memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu
loop), mengidentifikasikan penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan
sehari-hari, dan menggunakan alat ukur listrik. Pernahkah Anda membayangkan
hidup tanpa energi listrik? Hampir semua orang, terutama yang tinggal di
perkotaan, energi listrik merupakan kebutuhan pokok. Lampu, pompa air, setrika,
televisi, radio, komputer, kulkas, dan kompor listrik, merupakan beberapa
contoh peralatan yang memerlukan energi listrik. Demikian pula dengan sepeda
motor, mobil, termasuk juga mobil mainan, hingga pesawat terbang yang canggih,
juga menggunakan energi listrik. Lalu, pernahkah Anda bertanya, apakah energi
listrik itu? Mengapa lampu, komputer, televisi, dan peralatan lainnya dapat
bekerja menggunakan energi listrik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda
perlu mempelajari lebih mendalam tentang elektrodinamika, yakni ilmu yang
mempelajari muatan listrik bergerak (arus listrik).
A. Arus Listrik
1. Pengertian Arus Listrik
Di SMP, Anda pernah mempelajari
konsep muatan listrik. Masih ingatkah mengapa sebuah benda dapat bermuatan
listrik? Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatakan bermuatan listrik
jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron. Oleh karena elektron
bermuatan negatif, benda yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif,
sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif. Gambar 1. memperlihatkan
dua buah bola bermuatan listrik. Bola A memiliki jumlah muatan positif lebih
banyak daripada bola B. Ketika bola A dan bola B dihubungkan dengan sebuah paku
(konduktor), sebagian muatan positif dari bola A akan mengalir melalui paku
menuju bola B sehingga dicapai keadaan setimbang, yakni muatan listrik bola A
dan B menjadi sama. Bola A dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi
daripada bola B. Perbedaan potensial listrik inilah yang mendorong muatan
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan
listrik positif ini disebut arus listrik.
Arus listrik mengalir secara spontan
dari potensial tinggi ke potensial rendah melalui konduktor, tetapi tidak dalam
arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan aliran air dari
tempat (potensial gravitasi) tinggi ke tempat (potensial gravitasi) rendah.
Bagaimanakah agar air mengalir terus-menerus dan membentuk siklus, sementara
air tidak dapat mengalir secara spontan dari tempat rendah ke tempat tinggi?
Satu-satunya cara adalah menggunakan pompa untuk menyedot dan mengalirkan air
dari tempat rendah ke tempat tinggi.
Demikian pula dengan arus listrik.
Arus listrik dapat mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi
menggunakan sumber energi, misalnya pompa pada air. Sumber energi ini, di
antaranya adalah baterai. Analogi arus listrik dengan aliran air yang
terus-menerus diperlihatkan pada Gambar 2.
Sejauh ini Anda telah mempelajari
bahwa arus listrik adalah aliran muatan positif. Pada kenyataannya, pada
konduktor padat, aliran muatan yang terjadi adalah aliran elektron (muatan
negatif), sementara muatan positif (inti atom) tidak bergerak. Aliran elektron
ini berlawanan dengan aliran muatan positif, yakni dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Oleh karena arus listrik telah didefinisikan sebagai aliran
muatan positif, arah arus listrik pada konduktor padat adalah kebalikan dari
aliran elektron, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.
2. Kuat Arus Listrik
Ketika sebuah bola lampu dihubungkan
pada terminal-terminal baterai dengan menggunakan konduktor (kabel), muatan
listrik akan mengalir melalui kabel dan lampu sehingga lampu akan menyala.
Banyaknya muatan yang mengalir melalui penampang konduktor tiap satuan waktu
disebut kuat arus listrik atau disebut dengan arus listrik. Secara matematis,
kuat arus listrik ditulis sebagai :
(1-1)
dengan:
I = kuat arus listrik (ampere; A),
Q = muatan listrik (coulomb; C), dan
t = waktu (sekon; s).
Satuan kuat arus listrik dinyatakan
dalam ampere, disingkat A. Satu ampere didefinisikan sebagai muatan listrik
sebesar satu coulomb yang melewati penampang konduktor dalam satu sekon (1 A =
1 C/s). Oleh karena yang mengalir pada konduktor padat adalah elektron,
banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan
besar muatan sebuah elektron, qe = e = 1,6 × 10-19 C. Jika pada konduktor tersebut mengalir n buah
elektron, total muatan yang mengalir adalah :
(1-2)
Contoh Soal 1 :
Muatan listrik sebesar 20 C mengalir pada penampang konduktor selama 5 sekon.
a. Berapakah kuat arus listrik yang melalui konduktor tersebut?
b. Berapakah jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon, jika diketahui e = 1,6 × 10-19 C?
Kunci Jawaban :
Diketahui: Q = 20 C, t = 5 sekon, dan e = 1,6 × 10-19 C. Maka,
a. kuat arus yang mengalir,
b. jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon,
B. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
1. Hukum Ohm
Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dengan
kata lain, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial. Hubungan antara
beda potensial dan arus listrik kali pertama diselidiki oleh George Simon Ohm
(1787–1854). Beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik.
Untuk memahami hubungan antara
potensial listrik dan arus listrik yang dihasilkan, lakukanlah penelitian
berikut.
Percobaan Fisika Sederhana 1 :
Memahami Hubungan Antara Potensial
Listrik dan Arus Listrik
Alat dan Bahan
- baterai atau akumulator 6 V
- bola lampu
- amperemeter
- voltmeter
- potensiometer 50K , dan
- kabel-kabel penghubung
Prosedur :
- Susunlah alat-alat di tersebut menjadi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.
- Pertama, atur potensiometer pada posisi hambatan terbesar, voltmeter dan amperemeter akan menunjukkan nilai tertentu yang relatif kecil.
- Selanjutnya, putar potensiometer perlahan-lahan, perhatikan apa yang terjadi pada voltmeter dan amperemeter.4. Lalu, putar kembali potensiometer ke arah semula, perhatikan pula apa yang terjadi pada voltmeter dan amperemeter.
- Apa yang dapat Anda simpulkan?
- Diskusikan hasil penelitian bersama teman Anda.
- Kumpulkan hasilnya pada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.
Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa arus listrik sebanding dengan beda potensial. Semakin besar
beda potensial listrik yang diberikan, semakin besar arus listrik yang
dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial yang
diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan. Ohm mendefinisikan bahwa
hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik
disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
(1-3)
dengan :
R = hambatan listrik (ohm;Ω ),
V = tegangan atau beda potensial
listrik (volt; V), dan
I = kuat arus listrik (ampere; A).
sering juga ditulis dalam bentuk :
V = IR
(1-4)
dan dikenal sebagi hukum Ohm. Atas
jasa-jasanya, nama ohm kemudian dijadikan sebagai satuan hambatan, disimbolkan
Ω .
Tokoh Fisika :
George
Simon Ohm
(1787–1854)
Ahli Fisika Jerman, George Simon Ohm
menemukan bahwa arus dalam konduktor selalu sama dengan tegangan antara
ujungujungnya dibagi dengan angka pasti, yakni tahanannya. Satuan tahanan
disebut ohm dan simbolnya Ω, yang diambil dari nama ahli Fisika tersebut.
(Sumber: Jendela Iptek, 1997)
Contoh Soal 2 :
Sebuah bola lampu dengan hambatan dalam
20 Ω diberi tegangan listrik 6 V.
(a) Tentukan arus yang mengalir
melalui lampu tersebut.
(b) Jika tegangannya dijadikan 12 V,
berapakah arus yang melalui lampu tersebut sekarang?
Kunci Jawaban :
Diketahui: R = 20 Ω.
a. ketika V = 6 V, arus pada lampu :
I = V/R = 6 V/20 Ω = 0,3 A
b. ketika V = 12 V, arus pada lampu
:
I = V/R = 12 V/20 Ω = 0,6 A
Contoh ini menunjukkan bahwa, untuk
hambatan tetap, ketika tegangan dijadikan dua kali semula (12 V = 2 kali 6 V),
arus listrik yang mengalir menjadi dua kali semula (0,6 A = 2 kali 0,3 A).
2. Hambatan Listrik Konduktor
Pernahkah Anda memperhatikan laju
kendaraan di jalan raya? Di jalan seperti apa sebuah mobil dapat melaju dengan
cepat? Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, di antaranya lebar jalan, jenis
permukaan jalan, panjang jalan dan kondisi jalan. Jalan dengan kondisi sempit
dan berbatu akan mengakibatkan laju mobil menjadi terhambat. Sebaliknya, jalan
yang lebar dan beraspal mulus dapat mengakibatkan laju mobil mudah dipercepat.
Demikian pula, panjang jalan akan memengaruhi seberapa cepat mobil dapat
melaju. Ketika mobil dapat melaju dengan cepat, dapat dikatakan bahwa hambatan
jalannya kecil dan sebaliknya, ketika laju mobil menjadi lambat karena faktor
jalan, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya besar.
Kuat arus listrik dapat dianalogikan
dengan laju mobil di atas. Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui
konduktor yang luas penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan panjang.
Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika melewati konduktor yang luas
penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan pendek. Ketika kuat arus
listrik kecil, berarti hambatan konduktornya besar dan sebaliknya, ketika kuat
arusnya besar, berarti hambatan konduktornya kecil. Bukti percobaan menunjukkan
bahwa luas penampang, hambatan jenis, dan panjang konduktor merupakan
faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya hambatan konduktor itu sendiri.
Secara matematis, hambatan listrik sebuah konduktor dapat ditulis sebagai
berikut.
(1-5)
dengan :
R = hambatan listrik konduktor (Ω),
ρ = hambatan jenis konduktor (m),
l = panjang konduktor (m), dan
A = luas penampang konduktor (m2).
Jika penampang konduktor berupa
lingkaran dengan jari-jari r atau diameter d, luas penampangnya memenuhi
persamaan :
A =πr2 = ¼ πr2
sehingga Persamaan (1–5) dapat juga
ditulis :
(1-6)
Persamaan (1–5) atau (1–6)
menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor sebanding dengan panjang konduktor
dan berbanding terbalik dengan luas penampang atau kuadrat jari-jari (diameter)
konduktor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang konduktornya, semakin
besar hambatan listriknya. Di lain pihak, semakin besar luas penampangnya atau
semakin besar jari-jari penampangnya, hambatan listrik konduktor semakin kecil.
Selain itu, Persamaan (1–5) atau
(1–6) juga menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor bergantung pada
hambatan jenis konduktor. Semakin besar hambatan jenis konduktor, semakin besar
hambatannya. Konduktor yang paling baik adalah konduktor yang hambatan jenisnya
paling kecil. Di lain pihak, bahan yang hambatan jenisnya paling besar
merupakan isolator paling baik. Hambatan jenis konduktor bergantung pada
suhunya. Semakin tinggi suhunya, semakin tinggi hambatan jenis konduktor dan
semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut. Pengaruh suhu terhadap
hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan berikut.
R=R0(1+αΔt)
(1–7)
dengan:
R = hambatan konduktor pada
suhu toC,
R0 = hambatan konduktor pada
suhu t0oC,
α = koefisien suhu hambatan jenis (/oC), dan
t = t - t0 = selisih suhu (oC).
Catatan Fisika :
Tetap
Sejalan
Resistor yang baik mematuhi Hukum
Ohm meskipun tegangan atau arusnya berubah-ubah dengan cepat. Dua garis
bergelombang dalam gambar ini, yang ditampilkan oleh osiloskop, menunjukkan
arus yang melewati resistor tetap sejalan dengan tegangan saat arus tadi naik
atau turun. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)
Contoh Soal 3 :
Sebuah kawat yang panjangnya 2 m dan
luas penampangnya 5 cm2 memiliki
hambatan 100Ω. Jika kawat tersebut memiliki panjang 4 m dan luas penampang
1,25 cm2,
berapakah hambatannya?
Kunci Jawaban :
Diketahui: l1 = 2 m, A1 = 5 cm2, R1 = 100 Ω, l2 = 4
m, dan A2 = 1,25 cm2. Soal ini lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan
metoda perbandingan.
Dari persamaan :
diperoleh :
Jadi, hambatannya adalah 50 Ω.
Catatan Fisika :
Hambatan
Hambatan adalah komponen elektronika
sebagai pereduksi aliran arus listrik. Hambatan memiliki tiga atau empat garis
warna pada ''badannya'' yang menunjukkan berapa besar hambatan yang diberikan.
Contoh Soal 4 :
Sebuah termometer hambatan terbuat
dari platina (α = 3,92 × 10-3/C°). Pada suhu 20 °C, hambatannya 50 Ω. Sewaktu
dicelupkan ke dalam bejana berisi logam indium yang sedang melebur, hambatan
termometer naik menjadi 76,8 Ω. Tentukan titik lebur indium tersebut.
Kunci Jawaban :
Diketahui:
α = 3,92 × 10-3/C°, t0 =
20 °C, R0 = 50 Ω, dan R = 76,8 Ω .
R = R0 (1 +α Δt ) = R0
+ R0 α Δt → R – R0 = R0 α Δt
sehingga diperoleh :
Δt = 136,7 oC
Jadi, karena suhu awalnya 20 °C, titik lebur indium adalah 136,7 °C + 20 °C = 156,7 °C.
3. Rangkaian Hambatan Listrik
Dalam rangkaian listrik, hambatan
dapat dirangkai secara seri, paralel, atau kombinasi (gabungan) dari keduanya.
Setiap susunan rangkaian memiliki fungsi tertentu.
a. Rangkaian Seri Hambatan
Ketika Anda ingin memperkecil kuat
arus yang mengalir pada rangkaian atau membagi tegangan listrik, Anda dapat
melakukannya dengan menyusun beberapa hambatan secara seri, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 6. Perhatikanlah bahwa hambatan-hambatan dikatakan tersusun seri
jika satu sama lain tersambung hanya pada satu terminalnya. Pada Gambar 6 (a),
terminal kanan hambatan R1 tersambung dengan terminal kiri hambatan R2 di titik b dan terminal kanan R2 tersambung dengan terminal kiri R3 di titik c. Rangkaian hambatan seri ini ekivalen
dengan sebuah hambatan pengganti seri seperti pada Gambar 6 (b).
Ekivalensi antara hambatan pengganti
seri dan hambatan-hambatan yang dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut.
Pada Gambar 6 (a), tegangan total antara titik a dan titik d memenuhi persamaan
:
Vad = Vab + Vbc
+ Vcd
Sesuai dengan Hukum Ohm, V = IR maka
persamaan tersebut dapat ditulis :
Vad = I1R1 + I2R2
+ I3R3
Pada rangkaian seri, arus yang
mengalir pada tiap hambatan besarnya sama, yakni I1
= I2 = I3 = I,
maka Vad dapat ditulis lagi sebagai berikut.
Vad = I(R1 + R2
+ R3)
Adapun dari Gambar 6 (b) diperoleh :
Vad = IRs
Dengan membandingkan dua persamaan
terakhir diperoleh :
Rs =R1 + R2 + R3
(1-8)
Persamaan (1–8) menunjukkan bahwa
hambatan-hambatan yang dirangkai seri akan memberikan hambatan total
(pengganti) yang lebih besar daripada nilai setiap hambatannya.
b. Rangkaian Paralel Hambatan
Hambatan yang disusun paralel
berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total. Pada susunan
paralel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 7 (a). Tegangan pada setiap hambatan sama,
yakni V1 = V2 = V3 = V. Hambatan ekivalen paralel diperlihatkan pada Gambar 7 (b).
Pada Gambar 7 (a), arus I yang
keluar dari baterai terbagi menjadi tiga yakni I1, I2, dan I3 yang masing-masing mengalir melalui R1, R2, dan R3.
Hubungan antara arus listrik
tersebut memenuhi persamaan :
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dengan Hukum Ohm, I = V / R,
maka persamaan di atas dapat ditulis :
Oleh karena V1 =
V2 = V3 =
V maka persamaan tersebut dapat
ditulis lagi sebagai berikut :
atau :
(1-9)
Dari Gambar 7 (b), V = IRp sehingga
persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :
Contoh Soal 5 :
Tentukan hambatan pengganti antara
titik a dan b dari rangkaian berikut.
Kunci Jawaban :
Rangkaian tersebut merupakan
kombinasi dari rangkaian seri dan paralel. Prinsip penyelesaian masalah
tersebut adalah menyederhanakan rangkaian sedemikian sehingga menjadi rangkaian
seri atau paralel. Pada rangkaian tersebut, jika Anda telusuri dari a ke b,
antara titik c dan d terdapat hambatan-hambatan yang dirangkai paralel. Di lain
pihak, antara c dan d melalui cabang paling kanan terdapat hambatan 2 Ω, 1 Ω,
dan 3 Ω yang dirangkai seri dan dapat diganti dengan sebuah hambatan ekivalen 6
Ω (2 Ω + 1 Ω + 3 Ω). Hambatan ekivalen 6 Ω ini paralel dengan hambatan 6 Ω pada
cabang c – d sebelah kiri. Selanjutnya, antara titik c dan d, hambatan
penggantinya (paralel 6 Ω dan 6 Ω) adalah :
sehingga diperoleh Rcd = 3 Ω.
Selanjutnya, Rac, Rcd, dan Rbd menjadi tersusun seri. Dengan demikian, diperoleh :
Rad = Rac + Rcd + Rbd = 4 + 3 + 5 = 12 Ω.
Contoh Soal 6 :
Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini.
Jika hambatan 1 = 8 ohm, 2 =
16 ohm, 3 = 16 ohm, 4 = 8 ohm,
dan 5 = 12 ohm.
Besarnya tegangan antara A dan B adalah ....
a. 3 volt
b. 5 volt
c. 6 volt
d. 8 volt
e. 10 volt
Kunci Jawaban :
Perhatikan rangkaian paralel 1, 2, dan 3.
p = 4 ohm
Besarnya tegangan antara A dan B adalah ....
a. 3 volt
b. 5 volt
c. 6 volt
d. 8 volt
e. 10 volt
Kunci Jawaban :
Perhatikan rangkaian paralel 1, 2, dan 3.
p = 4 ohm
Perhatikan rangkaian seri p dan 4.
1 = 8 ohm, 2 = 16 ohm, 3 =
16 ohm, 4 = 8 ohm, dan 5 = 12 ohm.
s = p + 4 = 4 + 8 = 12 ohm
s = 5, maka I1 = I = ½ x 4 = 2 A
AB = p ×
I1 = 4 ohm × 2 A = 8 volt
Jawab: d
Jawab: d
C. Rangkaian Listrik Arus Searah
Gambar 8. memperlihatkan skema
sebuah lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain terhubung oleh
kabel/kawat. Ketika sakelar masih terbuka, Gambar 8 (a), arus listrik belum
mengalir sehingga lampu belum menyala (padam). Sebaliknya, ketika sakelar
disambungkan, Gambar 8 (b), arus mengalir dari kutub positif baterai ke kutub
negatif baterai melalui kabel dan lampu sehingga lampu menyala. Gambar 8 (a)
disebut rangkaian listrik terbuka, sedangkan Gambar 8 (b) disebut rangkaian
listrik tertutup.
Rangkaian seperti ini secara umum
disebut rangkaian listrik arus searah. Rangkaian listrik arus searah yang
terdiri dari sebuah baterai dan sebuah beban (misalnya hambatan dan lampu)
disebut rangkaian listrik sederhana.
1. GGL, Hambatan Dalam, dan Tegangan Jepit Baterai
Baterai merupakan sumber energi arus
searah. Energi listrik yang dihasilkan baterai berasal dari energi kimia.
Selain baterai, sumber energi listrik lainnya adalah generator. Secara umum,
alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi lain menjadi energi listrik
disebut sumber gaya gerak listrik (GGL). GGL adalah beda potensial
antarterminal sumber tegangan (bateai atau generator), ketika tidak ada arus
yang mengalir pada rangkaian luar. Simbol GGL adalah E.
Anda mungkin pernah mengalami bahwa
ketika arus ditarik dari baterai, tegangan pada terminal baterai turun di bawah
GGLnya. Sebagai contoh, ketika Anda menstarter mesin mobil, dengan lampu depan
masih menyala, lampu menjadi redup sesaat. Ini terjadi karena starter menarik
arus besar sehingga tegangan baterai menjadi turun. Penurunan tegangan ini
terjadi karena reaksi kimia dalam baterai tidak cukup menyuplai muatan untuk
mempertahankan GGLnya menjadi penuh. Jadi, baterai sendiri memiliki hambatan
dalam r. Dalam rangkaian listrik, baterai disimbolkan seperti pada Gambar 9.
Gambar
9. Simbol sebuah baterai. E = GGL baterai dan r = hambatan dalam
baterai. Garis vertikal yang panjang menyimbolkan kutub positi dan garis
vertikal yang pendek menyimbolkan kutub negatif.
|
Tegangan antara titik a dan b
disebut tegangan terminal Vab. Ketika baterai tidak mengeluarkan arus, Vab
= E Akan tetapi, ketika baterai
mengeluarkan arus, tegangan terminal baterai turun sebesar Ir. Jadi, Vab
= E – Ir. Tegangan terminal baterai
ketika baterai mengeluarkan arus disebut dengan tegangan jepit.
Contoh Soal 7 :
Sebuah baterai memiliki GGL 12 V dan
hambatan dalam 2 Ω. Tentukan tegangan jepit baterai ketika ia mengeluarkan arus
2 A.
Kunci Jawaban :
Diketahui :
E= 12 V,
r = 2 Ω , dan
I = 2 A.
maka tegangan jepitnya :
Vjepit = E – Ir
Vjepit = 12 V – (2 A)(2
Ω)
Vjepit
= 8 V.
a. Hukum Arus Kirchhoff
Hukum Arus Kirchhoff membicarakan
arus listrik pada titik percabangan kawat. Tinjau sebuah titik percabangan
kawat, sebut titik A, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 10.
Arus I1 dan I2 menuju (masuk ke) titik A, sedangkan I3 dan I4 menjauhi (keluar dari) titik A. Jika aliran arus
dianalogikan sebagai aliran air dalam pipa, Anda tentu akan yakin bahwa jumlah
aliran air sebelum melewati titik A akan sama dengan jumlah air sesudah
melewati titik A. Demikian pula dengan arus listrik, jumlah arus listrik yang
menuju (masuk ke) titik percabangan (titik A) sama dengan jumlah arus yang
menjauhi (keluar dari) titik percabangan tersebut. Dengan demikian, pada Gambar
10, secara matematis diperoleh :
I1 + I2 = I3 + I4
atau
I1 + I2 – I3
– I4 = 0
Persamaan terakhir secara matematis
dapat ditulis :
ΣI = 0
(1-10)
yang berarti bahwa jumlah arus
listrik pada suatu titik percabangan sama dengan nol. Persamaan (1–10) disebut
Hukum Pertama Kirchhoff atau Hukum Arus Kirchhoff. Perlu diingat bahwa ketika
Anda menggunakan Persamaan (1–10), arus yang masuk ke titik percabangan diberi
tanda positif, sedangkan arus yang keluar dari titik percabangan diberi tanda
negatif.
Catatan Kimia :
Besaran
Mikrocip
Mikrocip menyebabkan elektronika
menjadi kekuatan yang dapat mengubah dunia. Cip silikon kali pertama dibuat
pada 1958. Cip yang diperdagangkan pada mulanya hanya berisi beberapa puluh
transistor. Kini Cip serupa dapat berisi lebih dari sejuta transisitor.
(Sumber: Jendela Iptek, 1997)
Contoh Soal 8 :
Dari gambar berikut ini, tentukanlah
besarnya nilai I.
Gunakan Hukum Arus Kirchhoff. Beri
tanda positif pada arus yang masuk titik cabang dan beri tanda negatif pada
arus yang keluar dari titik cabang.
ΣI = 0
4 A – 3 A + 2 A – I = 0
sehingga diperoleh I = 3 A.
b. Hukum Tegangan Kirchhoff
Hukum Tegangan Kirchhoff didasarkan
pada Hukum Kekekalan Energi. Ketika muatan listrik q berpindah dari potensial
tinggi ke potensial rendah dengan beda potensial V, energi muatan itu akan
turun sebesar qV. Sekarang tinjau rangkaian listrik, seperti diperlihatkan pada
Gambar 11. Baterai dengan tegangan terminal V akan melepas muatan q dengan
energi qV sedemikian sehingga mampu bergerak pada lintasan tertutup (loop)
abcda.
Ketika muatan q melintasi
resistansi R1, energi muatan ini akan turun sebesar qV1 Demikian pula ketika melintasi R2
dan R3, masing-masing energinya turun
sebesar qV2 dan qV3
Total penurunan energi muatan adalah :
qV1 + qV2 + qV3
Sesuai dengan Hukum Kekekalan
Energi, penurunan ini harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh baterai,
qV. Dengan demikian berlaku :
qV = qV1 + qV2
+ qV3
V
– V1 – V2 – V3 = 0
Persamaan terakhir dapat ditulis :
ΣV = 0
(1-11)
yang berarti bahwa jumlah tegangan
pada sebuah loop (lintasan tertutup) sama dengan nol. Persamaan (1–11) disebut
Hukum Kedua Kirchhoff atau Hukum Tegangan Kirchhoff.
c. Penerapan Hukum Kirchhoff pada
Rangkaian Sederhana
Rangkaian sederhana adalah rangkaian
yang terdiri dari satu loop. Sebagai contoh, tinjau rangkaian pada Gambar 12.
Tidak ada titik percabangan di sini
sehingga arus pada setiap hambatan sama, yakni I dengan arah seperti pada
gambar. Pilih loop a-b-c-d-a. Ketika Anda bergerak dari a ke b, Anda menemui
kutub negatif baterai terlebih dahulu sehingga GGLnya ditulis Vab
= E1 Ketika Anda melanjutkan gerakan dari b ke c, Anda
mendapati arah arus sama dengan arah gerakan Anda sehingga tegangan pada R1
diberi tanda positif, yakni Vbc = +IR1 Dari c
ke d kembali Anda menemui GGL dan kali ini kutub positifnya terlebih dahulu
sehingga diperoleh Vcd = +E2.
Selanjutnya, tegangan antara d dan a diperoleh Vda = +IR2 Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Persamaan (1–11).
ΣV = 0
Vab + Vbc + Vcd
+ Vda = 0
–E
+ IR1 + E + IR2 = 0
atau
I(R1 + R2) = E1 + E2
sehingga diperoleh :
Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai berikut.
(1-12)
atau
I(R1 + R2) = E1 + E2
sehingga diperoleh :
Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai berikut.
(1-12)
Dengan demikian, untuk rangkaian
listrik sederhana, besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat
dicari menggunakan Persamaan (1–12). Akan tetapi, jangan lupa ketika memasukkan
nilai GGLnya, Anda harus tetap memerhatikan tanda GGL tersebut.
Contoh Soal 9 :
Dari rangkaian listrik berikut ini,
tentukan (a) arus yang mengalir pada rangkaian, dan (b) tegangan antara titik a
dan b.
Kunci Jawaban :
a. Ambil loop searah putaran jarum
jam maka Anda akan menemui kutub negatif dahulu pada GGL pertama, E1 = 2 V, dan kutub positif dahulu pada GGL kedua, E2 = +10 V. Dengan demikian, ΣE = –2 + 10 = 8 V.
Selanjutnya, jumlah hambatan dalam rangkaian ΣR = 6 + 1 + 4 + 1 = 12 Ω,
sehingga diperoleh arus pada rangkaian :
Dengan arah seperti diperlihatkan
pada gambar (keluar dari kutub positif baterai dengan GGL terbesar, 10 V).
b. Untuk menentukan tegangan antara
titik a dan b, lepas salah satu cabang antara a dan b, lalu ganti oleh
cabang Vba seperti diperlihatkan pada gambar. Selanjutnya,
gunakan Hukum Tegangan Kirchhoff. Ambil loop searah putaran jarum jam maka :
–2V + 3/4 A (1 Ω + 4 Ω) + Vba
= 0
Vba = –Vba =
–1,75 V
sehingga diperoleh Vab =
Vba = 1,75 V.
d. Penerapan Hukum-hukum Kirchhoff
pada Rangkaian Majemuk
Rangkaian majemuk adalah rangkaian
arus searah yang lebih dari satu loop. Salah satu cara untuk menganalisis
rangkaian majemuk adalah analisis loop. Analisis ini pada dasarnya menerapkan
Hukum-hukum
Kirchhoff, baik tentang arus maupun
tegangan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis rangkaian majemuk
pada Gambar 13. menggunakan analisis loop.
- Tandai titik-titik sudut atau titik cabang rangkaian, misalnya titik a, b, c, d, e, dan f.
- Tentukan arah arus pada tiap cabang, sebarang saja, sesuai keinginan Anda. Lalu, gunakan Persamaan (1–10) untuk mendapatkan persamaan arusnya.
- Tentukan titik tempat Anda mulai bergerak dan lintasan yang akan Anda lalui. Misalnya, Anda ingin memulai dari titik a menuju titik b, c, dan d lalu ke a lagi maka yang dimaksud satu loop adalah lintasan a-b-c-d-a.
Lakukan hal yang serupa untuk loop
c-d-e-f-c.
a) Jika Anda melewati sebuah baterai
dengan kutub positif terlebih dahulu, GGL E diberi tanda positif (+E).
Sebaliknya, jika kutub negatif lebih dulu, GGL E diberi tanda negatif ( E).
(b) Jika Anda melewati sebuah hambatan
R dengan arus I searah loop Anda, tegangannya diberi tanda positif (+IR).
Sebaliknya, jika arah arus I berlawanan dengan arah loop Anda, tegangannya
diberi tanda negatif (IR).
4. Masukkan hasil pada langkah 3 ke
Persamaan (1–11).
5. Dari beberapa persamaan yang Anda
dapatkan, Anda dapat melakukan eliminasi untuk memperoleh nilai arus pada tiap
cabang.
Contoh Soal 10 :
Pada Gambar 13, jika diketahui E1
= 6V, r1 = 1 Ω, E2 = 3 V, r2 = 1 Ω, E3 = 3 V,
r3 = 1 Ω, R1 = 3 Ω, R2 = 2 Ω, R3 =
2 Ω, R4 = 1Ω, dan R5 = 1 Ω, tentukan
kuat arus yang melalui setiap baterai.
Kunci Jawaban :
Langkah (1) dan (2) sudah dilakukan
seperti terlihat pada gambar. Pada titik cabang c berlaku :
ΣI = 0
I1
– I2 – I3 = 0 (1)
Langkah (3): pilih loop a-b-c-d-a.
Dengan bergerak dari a ke b ke c ke d ke a, Anda akan menemukan kutub
positif E2 dan
kutub negatif E1 terlebih dahulu. Selain itu, arah gerakan Anda sama
dengan arah I1 dan I2 maka kedua arus ini positif.
Selanjutnya, langkah (4)
ΣV
|
=
|
0
|
||
+E2
– E1 + I1(r1 + R1 + R2)
+ I2 (r2 + R3)
|
=
|
0
|
||
+3
– 6 + I1(1 + 3 + 2) + I2 (1 + 2)
|
=
|
0
|
||
–3
+ 6I1 + 3I2
|
=
|
0
|
(:3)
|
|
–1
+ 2I1 + I2
|
=
|
0
|
(2)
|
Ulangi langkah (3) dan langkah (4) untuk loop c-d-e-f-c maka akan diperoleh :
ΣV
|
=
|
0
|
||
+E3
– E2 – I2 (r2 + R3) + I3(r3
+ R4 + R5)
|
=
|
0
|
||
+3
– 3 – I2(1 + 2) + I3 (1 + 1 + 1)
|
=
|
0
|
||
–3I2
+ 3I3
|
=
|
0
|
(:3)
|
|
I2
+ I3
|
=
|
0
|
(3)
|
Langkah (5): eliminasi I1 dari
Persamaan (1) dan (2). Kalikan terlebih dahulu Persamaan (1) dengan 2 lalu
jumlahkan dengan Persamaan (2):
2I1 – 2I2 – 2I3
|
=
|
0
|
(1)
|
||
–1 + 2I1 + I2
|
=
|
0
|
(2)
|
||
–1 + 0 – 3I2 – 2I3
|
=
|
0
|
(4)
|
Eliminasi Persamaan (3) dan (4): Persamaan (3) terlebih dahulu dikalikan dengan 3.
3I2 + 3I3
|
=
|
0
|
(3)
|
||
–1 – 3I2 – 2I3
|
=
|
0
|
(4)
|
||
–1 + 0 + 5I3
|
=
|
0
|
sehingga diperoleh I3 = 1 / 5 = 0,2 A. Masukkan hasil ini ke Persamaan (3), diperoleh :
I3 = I2 = 0,2 A.
Terakhir, masukkan nilai I3 = I2 = 0,2 A ke Persamaan (1) maka diperoleh :
I1 = I2 + I3 = 0,2 + 0,2 = 0,4 A.
Dengan demikian, arus yang mengalir pada tiap cabang masing-masing adalah :
I1 = 0,4 A; I2 = I3 = 0,2 A
e. Penerapan Hukum Arus Kirchhoff
dan Hukum Ohm pada Rangkaian Majemuk
Selain analisis loop, analisis
simpul juga dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian majemuk. Analisis ini
menerapkan Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum Ohm. Berikut adalah langkah-langkah
untuk menerapkan analisis simpul pada rangkaian majemuk yang diperlihatkan pada
Gambar 14.
1) Pilih salah satu titik (simpul),
misal A, sebagai acuan dengan tegangan nol (ground) dan titik (simpul) lainnya,
misal B, anggap memiliki tegangan V terhadap ground, yakni VBA
= V.
2) Pilih semua arus pada tiap
cabang, yakni I1, I2, dan I3, berarah dari B ke A.
3) Jika pada cabang arus terdapat
baterai (GGL), perhatikan kutub baterai yang ditemui arah arus. Jika arus yang
Anda misalkan masuk ke kutub positif baterai, arus pada cabang tersebut
memenuhi persamaan :
dengan subcript c berarti cabang.
Sebaliknya, jika arus yang Anda misalkan masuk ke kutub negatif baterai, arus
pada cabang tersebut memenuhi persamaan :
4) Terapkan Hukum Arus Kirchhoff
sebagai berikut. I1
– I2 – I3
= 0
5) Masukkan I pada langkah 3 ke
langkah 4 maka Anda akan memperoleh nilai V.
6) Untuk mendapatkan arus pada tiap
cabang, Anda tinggal memasukkan nilai V hasil langkah 5 ke persamaan I pada
langkah 3.
Contoh Soal 11 :
Ulangi Contoh Soal 9. dengan
menggunakan analisis simpul.
Kunci Jawaban :
Rangkaian pada Gambar 13 dapat
disederhanakan menjadi seperti pada Gambar 14. dengan :
R1 (baru) = hambatan
total pada cabang pertama = r1 + R1 + R2 = 1 +
3 + 2 = 6 Ω;
R2 (baru) = hambatan
total pada cabang kedua = r2 + R3 = 1 + 2 = 3 Ω ;
R3 (baru) = hambatan
total pada cabang ketiga = r2 + R4 + R5 = 1 +
1 + 1 = 3 Ω.
Langkah (1), ambil A sebagai ground
dan VBA = V.
Langkah (2), pilih arus pada tiap
cabang berarah dari B ke A (lihat gambar).
Langkah (3), perhatikan pada gambar,
semua arus pada cabang masuk ke kutub positif baterai maka :
Langkah (4) dan (5),
I1 + I2 + I3 = 0
atau,
Kalikan semua ruas dengan 6, diperoleh :
V – 6 + 2V – 6 + 2V– 6 = 0
5V – 18 = 0
5V = 0
sehingga diperoleh :
V = 18 / 5 = 3,6 V
Langkah (6), masukkan nilai V = 3,6 V pada Persamaan arus pada Langkah (3).
Dengan demikian diperoleh :
Tanda negatif pada I1 menunjukkan bahwa arah arus I1 yang sebenarnya masuk ke titik B sebesar 0,4 A.
Catatan: Untuk selanjutnya, Langkah (3) langsung saja Anda tulis di bawah Langkah (4).
D. Energi dan Daya Listrik
1. Energi Listrik
Tinjau sebuah konduktor yang diberi
beda potensial Vab = V, seperti diperlihatkan pada Gambar 15.
Gambar
15. Elektron dapat mengalir dalam konduktor yang diberi beda potensial
karena adanya energi listrik.
|
Elektron-elektron pada konduktor itu
akan bergerak dari titik b menuju ke titik a. Mengapa demikian? Ketika beda
potensial V diberikan, elektron-elektron tersebut akan mendapatkan tambahan
energi masing-masing sebesar eV, dengan e adalah muatan satu elektron. Energi
inilah yang kemudian mengalirkan elektron dalam konduktor. Jika dalam konduktor
tersebut mengalir n buah elektron, total muatan yang mengalir adalah Q = ne.
Dengan demikian, energi yang diperlukan untuk mengalirkan elektron memenuhi W =
QV. Energi ini disebut energi listrik. Dalam kaitannya dengan arus listrik, Q =
It maka energi listrik memenuhi persamaan :
W = VIt
(1–13)
dengan:
W = energi listrik (joule; J),
V = beda potensial atau tegangan
listrik (volt; V),
I = kuat arus yang mengalir (ampere;
A), dan
t = lamanya arus mengalir (sekon;
s).
Persamaan (1–13) berlaku untuk semua
komponen atau beban listrik yang diberi beda potensial V dan dialiri arus I
dalam selang waktu t. Khusus untuk beban listrik berupa hambatan listrik,
mengingat V = IR atau I = V / R,
Persamaan (1–13) dapat ditulis
sebagai berikut :
Dalam SI, satuan dari energi listrik
adalah joule (disingkat J). Satuan lain yang juga sering digunakan adalah
kilowattjam, disingkat kWh (kilowatthour),
dengan 1 kWh = 3,6 × 106 J.
Contoh Soal 12 :
Sebuah alat pemanas bekerja pada
tegangan 220 V dan arus 2 A. Tentukan energi listrik yang diserap pemanas
tersebut selama (a) 5 sekon dan (b) 1 jam.
Kunci Jawaban :
Diketahui: V = 220 V dan I = 2 A.
Energi listrik yang diserap pemanas
:
a. selama t = 5 s adalah :
W = VIt = (220 V)(2 A)(5 s) = 2200 J
b. selama t = 1 jam adalah :
W = VIt = (220 V)(2 A)(1 s) = 440
watt-jam = 0,44 kWh
2. Daya Listrik
Daya atau laju energi listrik adalah
energi listrik yang dihasilkan/diserap tiap satuan waktu. Secara matematis,
daya listrik (diberi simbol P) ditulis :
P = W / t
(1-15)
dengan:
P = daya listrik (watt; W), dan
t = waktu (sekon; s).
Satuan daya listrik, dalam SI,
adalah joule/sekon (disingkat J/s). Satuan ini diberi nama watt, disingkat W,
dengan 1 W = 1 J/s. Selanjutnya, jika
Persamaan (1–13) dimasukkan ke
Persamaan (1–15), diperoleh :
P = VI
(1-16)
yang berlaku untuk setiap komponen atau beban listrik. Sementara itu, jika Persamaan (1–14) dimasukkan ke Persamaan (1–15), diperoleh persamaan daya listrik pada hambatan listrik, yaitu :
P = I2 R atau
P = V2 /
R (1-17)
Contoh Soal 13 :
Sebuah lampu dihubungkan dengan
tegangan 220 V sehingga mengalir arus 0,5 A pada lampu tersebut. Tentukanlah
energi listrik yang diserap oleh lampu tiap sekon.
Kunci Jawaban :
Diketahui: V = 220 V dan I = 0,5 A.
Energi listrik yang diserap lampu
tiap sekon atau daya yang diserap lampu adalah :
P = VI = (220 V)(0,5 A) W.
3. Spesifikasi Tegangan dan Daya Kerja pada Beban
Listrik
Hampir semua beban listrik (lampu,
radio, TV, komputer, dll.) menuliskan spesifikasi tegangan dan daya kerjanya.
Spesifikasi beban listrik ini berkaitan dengan seberapa besar tegangan yang
boleh diberikan pada beban listrik dan berapa daya yang akan diserap atau
dihasilkannya. Sebagai contoh, sebuah lampu bertuliskan 220 V, 60 W. Hal ini
berarti lampu tersebut bekerja normal, yakni menyerap daya 60 W ketika diberi
tegangan 220 V. Nilai 220 V juga merupakan nilai tegangan maksimum yang boleh
diberikan pada lampu tersebut. Jika tegangan yang diberikan lebih besar
daripada 220 V, lampu akan rusak. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan
lampu kurang dari 220 V, lampu akan menyala redup (daya yang diserapnya kurang
dari 60 W).
Daya yang diserap beban listrik
ketika dihubungkan dengan tegangan sumber tertentu memenuhi persamaan :
(1-18)
dengan:
Ps = daya yang diserap lampu (W),
Vs = tegangan yang diberikan pada
lampu (V),
Pt = daya yang tertulis pada lampu
(W), dan
Vt = tegangan yang tertulis pada
lampu (V).
Spesifikasi beban listrik berkaitan
pula dengan hambatan beban tersebut. Hambatan beban listrik dengan spesikasi Vt
volt, Pt watt adalah
(1-19)
Selain dua hal tersebut, spesifikasi
tegangan dan daya listrik pada beban listrik juga menunjukkan bahwa arus
maksimum yang boleh melewatinya adalah :
(1-20)
Contoh Soal 14 :
Contoh Soal 14 :
Sebuah lampu pijar dengan
spesifikasi (60 W, 220 volt) dipasang pada tegangan 110 volt. Daya yang
dipergunakan lampu tersebut adalah ....
a. 10 W
b. 15 W
c. 20 W
d. 30 W
e. 45 W
Kunci Jawaban :
Diketahui:
P1 = 60 watt,
1 = 220 volt, dan
2 = 110 volt.
Hambatan
1 = 2 maka :
Jawab: b
Contoh Soal 15 :
Sebuah lampu bertuliskan 220 V, 50 W
dihubungkan dengan sumber tegangan 110 V. Tentukan (a) hambatan dalam lampu,
(b) arus yang mengalir pada lampu, dan (d) daya yang diserap lampu.
Kunci Jawaban :
Diketahui: Vt = 220 V, Pt = 50 W,
dan tegangan sumber yang diberikan Vs = 110 V.
a. Hambatan dalam lampu,
b. Arus yang melalui lampu :
Hati-hati, jangan gunakan Persamaan
(1–20) karena persamaan tersebut berlaku untuk arus maksimum yang boleh
melewati lampu.
c. Daya yang diserap lampu
E. Alat Ukur Listrik
1. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur
tegangan antara dua titik. Ketika digunakan, voltmeter harus dipasang paralel
dengan komponen yang hendak diukur tegangannya, seperti diperlihatkan pada
Gambar 16. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, hambatan dalam
voltmeter harus jauh lebih besar daripada hambatan komponen yang diukur.
Voltmeter ideal adalah voltmeter yang hambatan dalamnya bernilai takhingga.
Mengapa demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan Gambar 16. Arus
yang mengalir pada hambatan R sebelum dipasang voltmeter adalah I, seperti
diperlihatkan pada Gambar 16 (a). Ketika voltmeter dipasang paralel dengan R,
arus I menjadi terbagi dua, I1 mengalir pada R dan
sisanya, I2 mengalir melalui voltmeter yang berhambatan
dalam Rv seperti diperlihatkan pada Gambar 16 (b). Hal ini
menunjukkan bahwa tegangan pada R sebelum dan sesudah voltmeter digunakan akan
berbeda.
Oleh karena tegangan pada setiap
hambatan yang dirangkai paralel besarnya sama, dari Gambar 16 (b) diperoleh :
I1R = I2Rv
= (I– I1)Rv
atau
I1(R
+ Rv) = IRv
sehingga diperoleh :
Persamaan terakhir menunjukkan bahwa
agar sebelum dan sesudah dipasang voltmeter, arus yang mengalir pada R relatif
sama, yakni I1 ≅
I, Rv harus jauh lebih besar daripada R sehingga R
+ Rv ≅ Rv Umumnya
dengan memilih Rv ≥ 100R cukup untuk membuat I1 ≅ I dengan kesalahan sekitar 1%.
Voltmeter memiliki batas ukur
tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter
tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya,
voltmeter akan rusak. Lalu, apa yang dapat Anda lakukan jika tegangan yang akan
diukur melebihi batas ukur voltmeter?
Anda dapat menaikkan batas ukur
voltmeter dengan prinsip yang sederhana. Misalnya, menurut hasil perhitungan
matematis Anda, tegangan pada sebuah hambatan adalah 100 V. Di lain pihak,
untuk menguji hasil perhitungan Anda, Anda akan menggunakan voltmeter yang
ternyata hanya mampu mengukur sampai maksimum 10 V. Hal yang dapat Anda lakukan
adalah membagi tegangan 100 V tersebut sedemikian sehingga yang melintasi
voltmeter tetap 10 V supaya voltmeter tidak rusak. Sisa tegangannya, yakni 90
V, yang diberikan pada hambatan Rd yang harus dipasang seri dengan voltmeter.
Mengapa harus dipasang seri? Ingat, hambatan yang dirangkai seri berfungsi
untuk membagi tegangan. Pertanyaan selanjutnya adalah, berapakah nilai Rd yang
harus Anda pasang?
Gambar
17. Batas ukur voltmeter dapat ditingkatkan dengan memberikan hambatan
seri dengan voltmeter.
|
Untuk menjawab pertanyaan terakhir,
perhatikan Gambar 17. Agar lebih umum, misalnya tegangan yang akan diukur
adalah V = nVm, dengan n bilangan bulat positif dan Vm adalah batas
ukur voltmeter. Karena voltmeter yang dirangkai seri dengan Rd tersusun
paralel dengan hambatan yang diukur tegangannya maka berlaku :
V = VR+ Vm
nVm
= VR + Vm
sehingga tegangan pada Rd memenuhi
persamaan :
VR = (n – 1)Vm
Selanjutnya, arus yang
melalui Rd sama dengan arus yang melalui Rv, yakni Im maka
persamaan terakhir dapat ditulis sebagai :
ImRd = (n – 1)
ImRv
sehingga nilai hambatan yang harus
dipasang seri dengan voltmeter (disebut hambatan depan) memenuhi persamaan :
Rd = (n – 1)Rv
(1–21)
dengan:
Rd = hambatan depan
(Ω),
Rv = hambatan dalam
voltmeter (Ω), dan
n = kelipatan batas ukur voltmeter.
Contoh Soal 16 :
Pada rangkaian listrik seperti
gambar berikut ini, tentukan angka yang ditunjukkan voltmeter V. Anggap
voltmeter ideal.
Kunci Jawaban :
Voltmeter V mengukur tegangan antara
titik A dan B. Karena voltmeternya ideal, tegangan antara titik A dan B sebelum
dan sesudah voltmeter terpasang adalah sama. Oleh karena itu, lepas dulu
voltmeter dari rangkaian. Dengan menggunakan Hukum Tegangan Kirchhoff untuk
rangkaian sederhana diperoleh :
Dengan demikian, tegangan antara titik A dan B adalah :
VAB = IR = (2 A)(3 Ω) = 6 V
Jadi, voltmeter akan menunjukkan angka 6 V.
2. Amperemeter
Amperemeter disingkat ammeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Ketika digunakan, ammeter
harus dirangkai seri dengan yang diukur, seperti diperlihatkan pada Gambar 18.
Berbeda dengan voltmeter, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat,
hambatan dalam ammeter harus jauh lebih kecil daripada hambatan yang diukur
arusnya.
Seperti yang dapat Anda lihat pada
Gambar 18, jika sebelum dipasang ammeter, arus yang melalui R adalah I, maka
setelah R diserikan dengan Ra, arus yang melalui R akan turun menjadi I'. Hal
ini terjadi karena hambatannya bertambah besar menjadi R + Ra,
sedangkan tegangannya tetap. Oleh karena tegangan sebelum dan sesudah dipasang
voltmeter tetap, maka berlaku :
IR = I'(R +Rd)
sehingga :
Persamaan ini menunjukkan bahwa agar
I' ≅ I, maka R + Ra ≅ R. Keadaan ini akan dicapai jika Ra jauh lebih kecil
daripada R dan idealnya Ra = 0. Akan tetapi, tentu saja
tidak mungkin dapat membuat ammeter dengan hambatan dalam nol. Paling tidak,
ammeter yang digunakan harus memiliki hambatan dalam 1/100 kali dari hambatan
yang diukur arusnya. Jika hal ini dipenuhi, kesalahan hasil pengukuran hanya
sekitar 1% dan dikatakan cukup akurat.
Seperti halnya pada voltmeter, batas
ukur ammeter juga dapat ditingkatkan. Misalnya, Anda akan mengukur arus listrik
yang besarnya nIm, dengan n bilangan bulat positif dan Im adalah
batas ukur ammeter. Dalam hal ini Anda harus memasang hambatan paralel, Rsh,
(disebut hambatan shunt) dengan ammeter seperti diperlihatkan pada Gambar 19.
Hal ini dilakukan agar arus yang
besarnya nIm tadi terbagi menjadi Im pada ammeter dan (n–1) Im pada
hambatan Rsh. Oleh karena Rsh paralel dengan Ra,
tegangan pada keduanya sama sehingga berlaku :
(n – 1)ImRsh =
ImRa
dan diperoleh :
(1-22)
dengan:
Rsh = hambatan shunt
(paralel dengan ammeter),
Ra = hambatan dalam
ammeter, dan
n = kelipatan batas ukur ammeter.
Contoh Soal 17 :
Sebuah ammeter dengan hambatan dalam
1Ω memiliki batas ukur 10 A. Agar batas ukur ammeter itu menjadi 50 A, tentukan
besar hambatan shunt yang harus dipasang paralel dengan ammeter.
Kunci Jawaban :
Diketahui:
Ra = 1Ω dan
kelipatan batas ukur n = 50A/10A = 5.
Besar hambatan shunt adalah :
F. Pemanfaatan Energi Listrik dalam Kehidupan Sehari-Hari
Energi listrik merupakan energi yang
paling mudah untuk diubah menjadi energi lain. Oleh karena itu, energi ini
paling banyak digunakan oleh manusia. Untuk keperluan rumah tangga, misalnya,
dari mulai penerangan, memasak, menyeterika, dan mencuci menggunakan peralatan
yang bersumber dari energi listrik. Untuk penerangan, misalnya, orang
menggunakan lampu listrik. Untuk memasak, ibu-ibu akan merasa lebih praktis
jika menggunakan penanak nasi elektrik (rice cooker) atau kompor listrik. Untuk
menyetrika pakaian, digunakan setrika listrik. Untuk mencuci pakaian, digunakan
mesin cuci.
Selain itu, untuk menyimpan daging,
sayuran mentah, atau bahan makanan lain agar tahan lama, digunakan kulkas.
Untuk mendapatkan air dingin, hangat, atau panas, digunakan dispenser. Untuk
keperluan hiburan dan informasi, digunakan radio, televisi, atau tape recorder
yang tentu saja dinyalakan menggunakan energi listrik. Apakah telepon rumah
atau telepon genggam (handphone) Andamenggunakan energi listrik?
Untuk menghasilkan suatu produk,
pabrik-pabrik garmen banyak menggunakan energi listrik untuk menggerakkan
mesin-mesin produksi. Untuk administrasi perkantoran, seperti komputer
merupakan bagian yang tak terpisahkan sehingga energi listrik diperlukan di
sini. Demikian pula di pusat-pusat bisnis lainnya, bahkan di sekolah Anda
sekalipun. Pada intinya, banyak sekali di sekitar Anda peralatan-peralatan yang
menggunakan energi listrik, baik yang berasal dari sumber DC maupun AC.
Di Indonesia, khususnya, masih
banyak daerah-daerah yang belum tersentuh pemanfaatan energi listrik, terutama
untuk penerangan. Oleh karena itu, ke depan, perlu dipikirkan sumber-sumber
pembangkit energi listrik. Dewasa ini, sumber pembangkit energi listrik di
Indonesia umumnya berasal dari bahan bakar minyak (BBM). BBM ini merupakan
bahan bakar utama mesin pengerak generator. Selain BBM, sumber energi listrik
lainnya dibangkitkan oleh air, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Sebenarnya masih banyak potensi
kekayaan alam Indonesia untuk dijadikan sumber energi listrik. Energi panas
bumi, energi matahari, bahkan energi nuklir merupakan potensi yang perlu
dikembangkan sebagai pembangkit energi listrik.
G. Menghitung Biaya Sewa Energi Listrik
Di Indonesia, energi listrik
dikelola oleh sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yakni PT. PLN (Perusahaan
Listrik Negara). Masyarakat Indonesia, termasuk Anda tentunya, menggunakan
energi listrik dari PT. PLN dengan menyewanya. Anda harus membayar biaya sewa energi
listrik, atau lebih dikenal dengan sebutan rekening listrik, tiap bulan.
Bagaimana biaya sewa energi listrik
dihitung? Biaya sewa energi listrik dihitung berdasarkan jumlah energi listrik
yang digunakan dalam satuan kWh. Energi listrik itu sendiri dihitung
berdasarkan persamaan W = Pt, dengan P dalam satuan watt dan t dalam satuan
jam. Biaya sewa sama dengan jumlah energi listrik dalam kWh dikalikan dengan
tarif 1 kWh.
Sebagai contoh, jika tarif 1 kWh
adalah Rp.150 dan total energi listrik yang digunakan dalam sebulan adalah 1200
kWh, biaya sewanya adalah 1.200 kWh × Rp.150/kWh = Rp.180.000.
Alat yang digunakan untuk mengukur
energi dalam satuan kWh disebut kWh meter. Di rumah-rumah yang menyewa listrik,
kWh meter umumnya dipasang pada dinding bagian depan rumah, dekat pintu
masuk.
Contoh Soal 17 :
Sebuah keluarga menggunakan 10 buah
lampu 20 W yang dinyalakan rata-rata 10 jam per hari dan sebuah TV 60 W yang
dinyalakan rata-rata 5 jam per hari. Jika tarif 1 kWh Rp150, berapakah biaya
sewa yang harus dibayarkan ke PLN tiap bulan?
Kunci Jawaban :
Diketahui:
Energi yang dihabiskan lampu per
hari :
W1 = 10 buah × 20 W
× 10 jam = 2000 Wh = 2 kWh, dan
Energi yang dihabiskan TV per hari :
W2 = 1 buah × 60 W ×
5 jam = 300 Wh = 0,3 kWh.
Energi total yang digunakan per hari
adalah W = W1 + W2 = 2,3 kWh sehingga total
energi dalam 1 bulan (@ 30 hari) rata-rata 30 × 2,3 kWh = 69 kWh.
Karena tarif 1 kWh adalah Rp.150,
biaya sewa selama 1 bulan rata-rata adalah 69 kWh × Rp 150,00 = Rp.10.350,00.
Jadi, keluarga tersebut harus
membayar sewa listrik ke PLN Rp10.350,00 tiap bulan.
Percobaan Fisika Sederhana 2 :
Sediakan 2 buah lampu, 1 buah
baterai 1,5 Volt, sakelar, dan kabel panjang. Rangkaikan lampu tersebut secara
seri dan paralel, seperti pada gambar berikut.
Amati cahaya yang ditimbulkan oleh
lampu tersebut. Rangkaian manakah yang memberikan cahaya paling terang?
Laporkan hasil kegiatan Anda kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.
Contoh Soal 18 :
Besar hambatan pengganti antara
titik A dan B adalah ....
a. 4 Ω
b. 6 Ω
c. 8 Ω
d. 10 Ω
e. 14 Ω
Kunci Jawaban :
Rangkaian dapat disederhanakan
sebagai berikut.
Kapasitor 5μF tidak dilalui arus
searah sehingga resistor R3 tidak perlu dihitung. Besarnya
hambatan pengganti rangkaian paralel R4 dan R5 adalah
:
Rp = 5 Ω
Hambatan pengganti antara titik A
dan B adalah :
RT = R1 + R2
+ Rp
RT = 2Ω + 3Ω + 5Ω
RT
= 10Ω
Jawab: d
Rangkuman :
1. Kuat arus listrik didefinisikan
sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap
satuan waktu.
2. Besarnya kuat arus yang mengalir
dituliskan dalam persamaan :
3. Untuk penghantar dari jenis yang
sama, besar hambatan bergantung pada panjang dan luas penampangnya.
4. Jika hambatan dirangkai seri,
besarnya hambatan, kuat arus listrik, dan tegangan pengganti adalah
Rs = R1 + R2
+ R3 + R4 + ... + Rn
Vs = V1 + V2
+ V3 + V4 + ... + Vn
I = I1 = I2 =
I3 = I4 = ... = In
5. Jika hambatan dirangkai paralel,
besarnya hambatan, kuat arus listrik, dan tegangan pengganti adalah :
V = V1 = V2 =
V3 = ... = Vn
Ip
= I1 + I2 + I3 + ... + In
6. Alat ukur arus listrik adalah
amperemeter dan alat ukur tegangan listrik adalah voltmeter.
7. Hukum Pertama Kirchhoff
menyatakan bahwa jumlah arus yang menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah
arus yang meninggalkan titik cabang.
ΣI(masuk) =ΣI(keluar)
8. Hukum Kedua Kirchhoff menyatakan
bahwa dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (E)
sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial listriknya.
ΣE=ΣIR
Anda sekarang sudah mengetahui Elektrodinamika, Arus,
Hambatan, Energi, Daya, Rangkaian
Listrik dan Hukum Ohm. Terima
kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan
Cyber.
Referensi :
Saripudin, A., D. Rustiawan K., dan
A. Suganda. 2009. Praktis Belajar Fisika 1 : untuk Kelas 10 Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan
Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 194 hlm.
Share ke:
Artikel
Terkait Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan Rangkaian Listrik,
Hukum Ohm :
- Efek Doppler pada Gelombang Bunyi, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Animasi, Fisika Perubahan frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara sumber dan pengamat disebut sebagai efek Doppler, yang ...
- Sifat-sifat Gelombang dan Contohnya, Pemantulan, Pembiasan, Refraksi, Difraksi, Interferensi, Dispersi, Polarisasi Kalian tentu sering menemui atau mengamati sifat-sifat gelombang. Sifat-sifat itu dapat dijelaskan sebagai berikut. [1] 1. Ge ...
- Pengertian Efek Fotolistrik, Efek Compton, Rumus, Contoh Soal, Praktikum, Jawaban, Penerapan, Aplikasi, Radiasi Benda Hitam, Gejala, Fisika 1. Pengertian Efek Fotolistrik Pada tahun 1905, Einstein menggunakan gagasan Planck tentang kuantisasi energi untuk menjelas ...
- Persamaan Dan Perbedaan GSM Dan CDMA, Pengertian, Contoh Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan ponsel atau handphone untuk melakukan telekomunikasi dari jarak jauh, bai ...
- Pengertian dan Fungsi Kapasitor, Kondensator, Jenis-jenis, Polar, Non Polar, Kapasitas, Keping Sejajar, Bola Konduktor, Rangkaian Seri, Paralel, Energi, Rumus, Fisika, Contoh Soal, Jawaban 1. Kapasitor atau Kondensator Gambar 1. Kapasitor dalam rangkaian elektronik. [1] Kapasitor atau kondensator adalah alat ...
Pengukuran
Tegangan Listrik - Kita
lanjuta kembali materi Fisika
SMP Kelas 9 tentang Pengukuran Tegangan Listrik. Kamu
sudah mengetahui bahwa alat ukur lsitrik yang cukup penitng, selain
amperemeter, adalah voltmeter. Amperemeter digunakan untuk mengetahui kuat arus
listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Adapun, voltmeter digunakan untuk
mengukur beda potensial. Misalnya beda potensial antara kutub-kutub baterai
atau beda potensial di dua titik suatu rangkaian listrik.
Dalam suatu rangkaian, penggunaan
voltmeter secara paralel. Maksudnya, terminal positif voltmeter (berwarna
merah) dihubungkan dengan kutub positif batu baterai. Adapun kutub negative
voltmeter dihubungkan dengan kutub negatif batu baterai. Salah satu contoh
penggunaan voltmeter yaitu pada pengukuran gaya gerak listrik dan tegangan
jepit suatu rangkaian.
Perbedaan antara besarnya GGL dengan
tegangan jepit menimbulkan adanya kerugian tegangan. Baterai atau sumber arus
listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu rangkaian, hambatan dalam
(r) selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R).
Hambatan dalam
Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm
dapat ditulis sebagai berikut.
Etotal = E1 +
E2 +…+En = nE
rtotal = r1 +
r2 +…rn = nr
Sehingga
Untuk beberapa elemen yang dipasang
secara paralel berlaku
Etotal = E1 =
E2 = En = E
Sehingga
Keberadaan hambatan dalam itulah
yang menyebabkan menyebabkan kerugian tegangan. Kerugian tegangan
dilambangkan dengan U satuannya volt. Hubungan antara GGL, tegangan
jepit, dan kerugian tegangan dirumuskan.
E = V + U
dengan:
E = gaya gerak listrik satuannya
volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)
Contoh Soal :
Dua baterai masing 1,5 V dengan
hambatan dalam 0,5 Ω dihubungkan ke hambatan 14
Ω . Berapakah tegangan jepitnya jika kedua baterai dipasang
seri?
Kata
Kunci :
Rumus tegangan listrik,Rumus tegangan,pengertian hambatan dalam
dan hambatan luar,contoh soal tegangan
jepit pada rangkaian seri,Rumus menghitung tegangan listrik,Rumus tegangan fisika dasar,rumus tegangan jepit rangkaian seri,soal kerugian tegangan listrik,tegangan,tegangan jepit
Hukum Ohm, Hambatan Listrik Dan Hukum Kirchhoff
A. Hukum Ohm
Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari hambatan tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus. Dari Tabel 9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial makin besar kuat arusnya, lihat Gambar 9.1. Secara matematika dapat ditulis,
Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,
Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang dinyatakan dalam satuan ohm ditulis dalam simbol (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Ampere
Definisi satu ampere adalah satu coulomb muatan yang bergerak melalui sebuah titik dalam satu sekon. Arus listrik dapat terjadi apabila di dalam sebuah rangkaian terdapat beda potensial. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial listrik secara grafik dapat dilihat pada Gambar 9.1. Hubungan linier antara kuat arus dan beda potensial menunjukkan makin besar beda potensial makin besar kuat arusnya. Hubungan kesebandingan antara beda potensial dan kuat arus perlu adanya faktor pembanding yang disebut hambatan.Contoh soal 9.1: Pada sebuah percobaan hukum Ohm, diperoleh grafik seperti pada gambar di bawah ini!
Dari grafik tersebut, tentukan besar hambatan yang digunakan!
2. Perhatikan tabel di bawah ini!
Berdasarkan tabel di atas, berapa besar hambatan
yang digunakan untuk percobaan!
B. Hambatan, Konduktor, Semikonduktor, dan Isolator
Hambatan
Aliran listrik di dalam sebuah penghantar ternyata tidak sama besarnya, hal ini ditunjukkan oleh nyala lampu pijar maupun angka yang ditunjukkan oleh amperemeter. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh penghantar yang selalu memiliki hambatan. Hambatan dari suatu penghantar mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang melewatinya. Berdasarkan Kegiatan 9.3, besar hambatan suatu bahan atau penghantar nilainya berbeda-beda tergantung pada hambatan jenis, , panjang, ,dan luas penampang, A. Sebuah alat yang dapat digunakan secara langsung untuk mengukur besar kecilnya nilai hambatan sebuah penghantar disebut ohmmeter. Sedang multimeteradalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada suatu penghantar atau rangkaian listrik. Apabila multimeter akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus
diputar sehingga menunjuk ke arah yang bertanda R. Penghantar yang hendak diukur hambatannya dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu. Jarum akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu sehingga besar hambatan dapat dibaca pada skala yang bertandakan OHM atau .
Hambatan suatu penghantar juga dapat diukur secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur besar arus yang lewat pada penghantar dan mengukur beda potensial ujung-ujung penghantar itu. Oleh karena itu, kita menggunakan dua alat yang berfungsi sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi sebagai voltmeter. Cara menyusun alat tersebut adalah sebagaimana terdapat pada Gambar 9.2. Pada Gambar 9.2 adalah sebuah rangkaian untuk mengukur besar hambatan dari lampu pijar.
Dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 9.3, maka besar arus listrik yang mengalir melalui lampu pijar dan beda potensial antara ujung-ujung lampu pijar dapat diketahui sehingga besarnya hambatan dari lampu tersebut dapat dihitung. Satuan hambatan dapat diturunkan sesuai persamaan berikut, yaitu:
Hambatan sering digambarkan seperti pada Gambar 9.3.
Dari hasil Kegiatan 9.4, hubungan antara hambatan, jenis bahan, panjang, luas penampang dan suhu dari suatu penghantar dapat dirumuskan secara matematika,
Persamaan 9.5, menunjukkan bahwa hambatan tergantung pada suhu dari penghantar, semakin besar suhu, semakin besar nilai hambatannya. Ro adalah hambatan awal atau hambatan mula-mula, R adalah hambatan akhir dikarenakan faktor suhu, T = T1 – T2 adalah perubahan suhu dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) dengan T1 adalah suhu awal penghantar dan T2 adalah suhu akhir penghantar, dan adalah koefisien suhu penghantar dinyatakan dalam satuan per °C . Koefisien suhu ( dibaca “alpha”) untuk beberapa bahan memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenis bahan masing-masing. Hampir semua konduktor (termasuk nikrom) memiliki nilai koefisien suhu positif. Oleh karena itu hambatan sebuah konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut bertambah. Nilai koefisien suhu dari beberapa bahan konduktor dapat kalian lihat pada Tabel 9.4.
Konduktivitas
Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam konduktor. Pernyataan ini benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan statis. Tujuan dari pembicaraan ini adalah ingin menggambarkan apa yang terjadi jika muatan bergerak dalam konduktor.Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di bawah pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada medan listrik di dalam.
Muatan listrik yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain adalah muatan elektron. Elektron-elektron yang mudah berpindah disebut elektron bebas. Elektron-elektron bebas dalam logam merupakan gas elektron yang pada suhu sangat tinggi 70.000°C bersifat
sebagai gas sempurna. Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah bahan konduktor. Sehingga pada saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan elektron bebas yang lain. Dengan jumlah elektron bebas yang besar maka bahan konduktor mudah mengalirkan muatan listrik. Bahan konduktor yang baik dan sempurna jika mempunyai nilai konduktivitas yang besar
yaitu (mendekati tak terhingga besarnya). Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati nol atau sangat kecil.
Bagaimana untuk isolator? Untuk isolator konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan sifat elektron adalah berharga sebaliknya dengan konduktor. Konduktor dan isolator adalah suatu bahan yang mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan konduktor mempunyai konduktivitas sangat besar sedang isolator sangat kecil. Konduktor mempunyai hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk isolator hambatan atau hambatan jenisnya besar. Bagaimana untuk material atau bahan semikonduktor? Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat sebagai konduktor dan isolator. Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat konduktor dan di atas sifat isolator. Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikonduktor biasanya dilakukan penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut pendopingan. Contoh bahan ini adalah germanium, Ge dan silikon, Si. Bahan semikonduktor dapat dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
Tabel 9.5 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas untuk bahan isolator dan konduktor mempunyai rentang yang sangat besar. Misalkan, berapa rentang nilai antara karet dan perak? Contoh soal 9.2
1. Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang
2 mm2. Jika panjang penghantar 2000 dan hambatan jenisnya 0,02 meter. Berapa nilai hambatan kawatnya?
C. Hukum I Kirchhoff
1. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang memiliki ujung-ujung rangkaian. Contoh rangkaian terbuka dapat kalian lihat pada Gambar 9.5.Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian. Contoh rangkaian listrik tertutup secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 9.6.
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak bercabang dan rangkaian bercabang. Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian seri. Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.
2. Rangkaian Seri
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri. Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat pada Gambar 9.7!Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui bahwa pada rangkaian seri besarnya arus listrik yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat arus yang lewat hambatan R1 adalah I1, kuat arus yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari sumber I’, maka berlaku:
Jika beda potensial di titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C adalah V2 dan beda potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku,
Kedua persamaan di atas menunjukkan suatu persamaan yang berlaku untuk susunan seri. Dengan mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang bergerak per satuan waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik. Oleh karena itu dapat ditulis,
Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?
3. Rangkaian Paralel
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu A dan titik B. Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah mengetahui dari hasil Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan, titik A, sama besar dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan, titik B. Oleh karena itu,
a. Pada titik percabangan A
Dengan I adalah jumlah kuat arus yang masuk ke percabangan. Berkaitan dengan muatan dan arus listrik, maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,
b. Pada titik percabangan B
Dengan I’adalah jumlah kuat arus yang keluar dari percabangan, dan Q’ adalah muatan yang keluar dari percabangan.
c. I = I’
Dari a – b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah kuat arus atau muatan yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau muatan yang keluar dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhoff.Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang besarnya sama.
D. Rangkaian Hambatan
Rangkaian hambatan Kalian sudah mengetahui bahwa ada dua rangkaian dasar pada suatu hambatan yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.1. Rangkaian Seri
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri, lihat Gambar 9.9!Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan pengganti. Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini sering disebut hambatan seri, RS. Besar RS merupakan jumlah dari masingmasing hambatan.
Dari persamaan di atas tampak bahwa hambatan pengganti untuk susunan seri merupakan jumlah dari masing-masing hambatan. Sedang besarnya nilai beda potensial antara ujung-ujung hambatan tidak sama, karena untuk seri yang mempunyai nilai konstan adalah arus dan muatan listrik yang melalui hambatan. Sehingga jika besar dari masing-masing hambatan berbeda, maka nilai beda potensialnya dari masing-masing hambatan juga berbeda.
2. Rangkaian Paralel (Rangkaian Bercabang)
Misal tiga buah hambatan yang masingmasingnya R1, R2, dan R3 dirangkai paralel, lihat Gambar 9.10!Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan yang disebut hambatan pengganti. Karena rangkaian hambatan tersebut paralel maka hambatan penggantinya disebut hambatan paralel (RP). Besar hambatan paralel (RP) dapat ditentukan menggunakan persamaan,
Pada rangkaian paralel, beda potensial masingmasing cabang besarnya sama.
Contoh soal 9.4:
Perhatikan gambar di bawah ini.
E. Penerapan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff
Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik. Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan arus listrik disebut GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan yang disebut hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas sebuah hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan hambatan dalam r, lihat pada Gambar 9.11!Apabila hambatannya lebih dari satu, maka R ini merupakan hambatan pengganti dari beberapa hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian adalah sebagai berikut:
Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara seri maupun paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri,
Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,
Langganan:
Postingan (Atom)