Jumat, 13 Februari 2015

Children wander in the land of no hope at anyone,
but only God who wished me a terrible.
 

 

  •  Motivation Mom and Dad, update this post I will share with you all that information about Motivation Words of Wisdom Parents, I hope you can make as a Spirit of Life!

  • Parents are a very valuable one for us. thanks to his services we live to this day even Growing up we were due to the Parent. they are the heroes of our lives. Mom and Dad is well suited to be called Heroes! indeed increasingly older age he, eyes began to dim and graying hair and the road began to bend, but incredible! His love will never abis all time, Mom and Dad always pay attention to us even though we are married himself, he always prayed for his good health and longevity. so great love of father and mother.

  • Well, for those of you who want to appreciate Services Parents who have given, here I want to share a bit of an afterthought, may be useful for us all

     

     

     Parent is a reminder for us to always understand not only to obey, when we teenagers words parents always ignore when it's good for us that because of our selfishness alone.

    I have always strongly felt admin under Words of Wisdom Parents are very important to our future supplies, so make friends remember Words of Wisdom Parents while we are given a chance to live and run according to the rules of their respective religion.

    Okey now just listened to Words of Wisdom Parent below and find inspiration and do not forget to carry with either yes:



    Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
    Marilah kita selalu memuliakan Allah kita dengan segala perkataan dan perbuatan kita yang dipenuhi dengan Roh Kebenaran!

    Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

    Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh 14:27b)

    Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup. #Injil Yoh 8:12

    Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaanNya, yg telah memanggil kalian dari kegelapan ke dlm cahaya-Nya yg menakjubkan.

    Para murid semua sehati sejiwa tekun berdoa bersama para wanita n Maria, ibunda Yesus, serta saudara2 Yesus. Kis 1:14

    Ampunilah aku Tuhan, dan curahkan Roh Kudus-Mu agar senantiasa menerangi hati dan budiku kami. Amin.

    "Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita." #Injil Yohanes 17

    Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya agung. Di hadapan para bangsa Ia menyatakan keadilannya..

    Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.

    Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. #Mazmur

    Marilah kita selalu mengucap syukur atas segala hal yang baik yang terjadi pada sesama kita.

    Ya Yesus, jagailah kami agar jangan sampai putus asa dan menyangkal iman yang benar akan Dikau.

    Bapa, puji dan syukur atas segala rahmat dan anugerah-Mu. Amin

    Segala kebaikan Tuhan kepada sesama kita wajib kita syukuri.

    Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu. #Mazmur

    "Roh Kudus akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." #Alkitab Yoh 14:26

    #Yesus Putra Allah yg hidup, aku percaya akan semua perkataan-Mu yg membawa kepada hidup kekal. Amin. #Doa

    Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. #Matius 5

    Marilah kita saling mengasihi seperti Kristus mencintai kita dan menyerahkan diri-Nya bagi kita --- St. Agustinus

    “Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa” St. Benediktus dari Nursia

    Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. #Mazmur

    Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

    Selamat hari Senin, 24 Juni 2013, Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis (6 bulan dari skrg a/ hari kelahiran Yesus)

    "Percayalah kepada Tuhan #Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu." Kisah Para Rasul (16:22-34)

    Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.

    "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh 16:13)

    Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak. (Yoh 15:4)

    Kiranya suku2 bangsa bersukacita dan bersorak/i, sebab Engkau memerintah dan menuntun bangsa2 dgn adil. #Mazmur

    Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. Amin (Mzm 146:2)

    Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

    Berdoa dg mulut memuji Tuhan, tp dg hati yg msh sesak o/ amarah+rasa dendam adalah DOSA.

    Hai orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.

    Marilah kita tidak melawan kejahatan dengan kejahatan, tapi justru dengan kelembutan.

    "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya"

    Dlm Injil hari ini Yesus berkata Setiap orang yg mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari n mengikut Aku.

    Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa...Jadi, #Ekaristi pertama2 merupakan ucapan syukur. - Katekismus GK, 1360

    Panggilan kita pertama2 adalah diutus, diutus untuk menginjili diri sendiri agar diri bisa menjadi serupa dengan Kristus.

    Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.

    "Jika Engkau Ingin Dicintai, Maka Cintailah!" - "Si Vis Amari, Ama!"

    Makin kecil, makin sederhana, makin kita ‘kosong’, makin Allah melimpahi kita, menyatakan kuasaNya kepada kita.

    Sebab mereka semua memberi dr kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya.., yaitu seluruh nafkahnya-Mrk 12

    Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya #Ekaristi memperkuat cara pikir kita. --- St Ireneus

    Inilah Tubuh-Ku yg diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yg ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.

    Tuhan, bawalah semua orang masuk kerajaan-Mu, kerajaan hidup dan kebenaran. Amin.

    Domba-dombaku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. (Yoh 10:27)

    Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

    "Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa." Yohanes 14 #alkitab

    Tuhan Yesus, ampuni aku pada malam ini kalau hari ini aku kurang tekun dan setia dalam melaksanakan perintah-Mu.

    Ya Yesus, jadikanlah aku sahabat-Mu yg setia n ajarilah aku mengenal Bapa n menuruti firman-Nya spt yg Kauteladankan bagiku.

    Selama orientasi kita pada materi dan hal-hal duniawi, kita akan menghadapi keterbatasan dan keputusasaan.

    Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yg menjadikan kita.Punya Dialah kita, kita ini umatNya n kawanan domba gembalaanNya.

    Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan. #Injil Yoh 6:56

    Besarlah ketentraman orang yg mencintai hukum-Mu, ya Tuhan. #Mazmur

    Tuhan Yesus, godaan duniawi selalu menghampiri aku setiap hari, utuslah Roh Kudus-Mu agar aku tetap kuat menghadapinya. Amin

    Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.

    Alangkah besarnya belas kasih dan pengampunan Tuhan bagi semua yang berpaling kepada-Nya.

    Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa...Jadi, #Ekaristi pertama2 merupakan ucapan syukur. - Katekismus GK, 1360

    Percayalah bahwa Yesus pun sedang memegang dan memeluk erat engkau dalam setiap deritamu.

    Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintahNya. Amin (Mzm 112:1)

    "Aku percaya, ya #Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!" #Injil Markus 9

    Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.

    Aku memberikan perintah baru kpd kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Yoh 13

    Sudahkah kita berdamai dg sesama dan pengalaman pahit kita?

    Roma 12:17 _ Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

    Ya Tuhan, jauhkan dari pikiran dan hatiku keinginan mencari penghormatan terhadap diri sendiri.

    “Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)

    Orang yg luar biasa itu sederhana dlm ucapan dan penampilan tetapi hebat dlm tindakan -(Confusius)

    Marilah kita melakukan segala kebaikan dengan kerendahan hati dan untuk kemuliaan nama Allah.

    Bapa yang Mahamurah, berkatilah rencana-rencanaku hari ini agar terwujud sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

    Mulailah hari ini dengan #DOA dan tersenyumlah pada #Yesus sebagai ucapan syukur apapun keadaan kita.

    Doa Bapa Kami akan menguatkan kita dalam menjalani hidup kita setiap hari.

    Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

    "Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu." #Injil Yohanes (16:5-11)

    Mat 6:25-26"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum,..

    Tuhan Yesus, ajarilah aku kerendahan hati untuk menerima perbedaan sebagai anugerah Allah.

    Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

    Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. #Injil #Yohanes 6:63b.68b

    Yesus, Engkaulah saksi yg setia, yg pertama bangkit dr alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dlm darah-Mu.

    Jangan takut karena DIA takkan pernah meninggalkanmu...

    "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya." #Injil #Yohanes 10

    Iri hati munculkan kedengkian, fitnah, kegirangan akan kesengsaraan sesama dan menyesalkan keberuntungannya.-St. Gregorius

    Sebab aku mempunyai keyakinan yg kokoh dlm Injil, karena Injil a/ kekuatan Allah yg menyelamatkan stp orang yg percaya,.. Rm1:16

    “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” Ayub 42: 2

    Roh Kudus akan menerangi hati kita untuk berjalan menuju kehidupan kekal.

    Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu. #Mazmur

    Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi! #Mazmur

    Menjadi orang Kristen yg sejati adalah panggilan untuk menjadi KUDUS, Kehidupan yg Saleh, berkenan di Mata Tuhan.

     





Kamis, 12 Februari 2015

PTK




KATA KUNCI: rangkaian seri dan paralel, fisika dasar 2, resistor, kuat arus, tegangan, seri, paralel



PENDAHULUAN

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang membutuhkan eksperimen atau percobaan untuk membuat atau meneliti keabsahan sebuah teori. Salah satu pembahasan dalam Fisika yakni mengenai rangkaian listrik. Pada rangkaian listrik terdapat dua jenis rangkaian yang kita kenal, yakni rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang cara kerjanya membagi arus yang dihasilkan melalui komponen lain. Sedangkan Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsisebagaimana mestinya. [1]
Percobaan kali ini dilakukan untuk membedakan antara kedua jenis rangkaian listrik di atas. Selain itu diketahui bahwa penerapan pemasangan lampu penerangan rumah tangga tak lepas dari penerapan konsep kedua jenis rangkaian ini. Percobaan ini dianggap penting karena masing-masing rangkaian mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri yang harus diperhatikan dalam hal penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Untuk membedakan kedua rangkaian ini harus dilakukuan pengukuran kuat arus dan tegangan terhadap masing-masing rangkaian. Sehingga adapun Metode eksperimen  pada kegiatan 1,  terlebihi dahulu kita merangkai alat dengan susunan seri 2 resistor kemudian melakukan pengukuran pada tegangan masing-masing resistor, untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter, selanjutnya mengukur arus yang mengalir melewati masing-masing resistor dan terakhi mengukur tegangan sumber yang berbeda. Pada kegiatan 2 metodenya, kita memulai dengan membereskan rangkaian seri tadi sehingga kita dapat merangkai lainnya, yakni merangkai alat dengan susunan paralel 2 resistor. Setelah rangkaian siap, kita melakukan pengukuran tegangan pada masing-masing resistr. untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter kemudian mencatat hasil yang diperoleh, kemudian  mengukur arus yang menuju ke titik cabang dan yang menuju ke masing-masing resistor, pengukuran arus menggunakan alat amperemeter. Kemudian melanjutan pengukuran untuk nilai tegangan sumber yang berbeda dan mencatat hasil yang diperoleh. Setelah itu mengembalikan  alat dan bahan  yang telah dipakai.



TEORI

Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung). Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan datang dari output lampu yang lain.
 ( 1.1)
            Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati. [2]
                                  ( 1.2 )                                                     
            Hasil pengukuran beda potensial pada resistor R1 dan R2 (nilainya berbeda) yang disusun secara seri menunjukkan hasil yang berbeda, namun jika diukur arus yang melewati kedua resistor maka diperoleh pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun secara parallel, diperoleh hasil pengukuran yang berbeda. Arus yang melalui setiap resistor berbeda, namun pengukuran tegangan pada setiap resistor sama. Fakta ini menunjukkan bahwa jenis susunan resistor menentukan besar nilai variabel tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian.
            Pada susunan seri, resistor berfungsi sebagai pembagi tegangan, yang berarti jika tegangan pada setiap resistor dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan besarnya tegangan sumber. Sedangkan jika resistor disusun paralel, maka resistor berfungsi sebagai pembagi arus, yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik percabangan (Hukum I Kirchoof).
           

METODOLOGI EKSPERIMEN

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang terlaksananya eksperimen Power Supply AC/DC, 0-12 V 1 buah, Resistor 2 buah dengan nilai berbeda, Basicmeter 90 1 buah, Kawat penghubung secukupnya. Eksperiment ini terbagi menjadi dua kegiatan yaitu merangkai seri resistr, dan merangkai parallel resistr.
Adapun kegiatan pertama mengenai rangkaian seri. Pertama-tama kita memastikan semua perangkat eksperimen telah tersedia, dan berfungsi dengan baik. Kemudian merangkai alat dengan susunan seri 2 resistor kemudian melakukan pengukuran pada tegangan masing-masing resistor, untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter kemudian mencatat hasil yang diperoleh, setelah itu,  mengukur arus yang mengalir melewati masing-masing resistor menggunakan amperemeter dan terakhir mengukur tegangan sumber yang berbeda kemudian mencatat hasil yang diperoleh.
Pada kegiatan kedua, kita memulai dengan membereskan rangkaian seri tadi sehingga kita dapat merangkai lainnya, yakni merangkai alat dengan susunan paralel 2 resistor. Setelah rangkaian siap, kita melakukan pengukuran tegangan pada masing-masing resistr. untuk mengukur tegangan digunakan voltmeter kemudian mencatat hasil yang diperoleh, kemudian  mengukur arus yang menuju ke titik cabang dan yang menuju ke masing-masing resistor, pengukuran arus menggunakan alat amperemeter. Kemudian melanjutan pengukuran untuk nilai tegangan sumber yang berbeda dan mencatat hasil yang diperoleh. Setelah itu mengembalikan  alat dan bahan  yang telah dipakai.
Variabel Operasional
1.      Variabel kontrol = Resistor
2.      Variabel manipulasi = Tegangan Sumber
3.      Variabel respon = Kuat arus listrik dan tegangan.
Definisi Operasional Variabel
1.      Resistor adalah dua alat yang diletakkan secara seriyang akan di ukur beda potensialnya, kuat arus diantara keduanya maupun sebelum dan sesudah alat tersebut. Satuan resistor ini adalah Ohm (Ω).
2.      Tegangan Sumber yaitu alat yang disambungkan ke piranti resistor sebagai sumber tegangan yang diubah-ubah skalanya 3 V, 6 V, 9 V dan 12 V.
3.      Kuat arus listrik adalah banyaknya arus listrik yang terbaca melalui amperemeter dalam (miliAmpere) sedangkan tegangan adalah besarnya yang terukur pada voltmeter dalam satuan Volt (V).


HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

Hasil Percobaan
Kegiatan 1. Rangkaian Seri Resistor
Tabel 1. Hubungan tegangan sumber terhadap kuat arus listrik dan tengangan rangkaian seri
No.
Tegangan Sumber (V)
Kuat Arus Listrik (mA)
Tegangan pada  (V)
Tegangan pada  (V)
Sebelum
Antara
Setelah 
1
3





2
6





3
9





4
12






Kegiatan 2. Rangkaian Paralel  Resistor
Tabel 2. Hubungan tegangan sumber terhadap kuat arus listrik dan tengangan rangkaian paralel
No.
Tegangan Sumber (V)
Kuat Arus Listrik (mA)
Tegangan pada  (V)
Tegangan pada  (V)
Sebelum cabang
Melalui
Melalui
1
3





2
6





3
9





4
12






Analisis data
Kegiatan 1. Rangkaian Seri Resistor
Seperti yang tertera pada tabel pengamatan, yakni pada setiap tegangan sumber memiliki kuat arus listrik  (I) yang sama dari sebelum R1, antara R1dan R2, dan setelah R2. Maka dari itu, praktikan mengambil contoh satu data dari tegangan sumber senilai 3 volt.
Maka resistor pengganti susunan seri yaitu:









Gamabar 3. Titik pada rangkaian dalam pengukuran kuat arus listrik
Dalam percobaan ini adapun nilai dari piranti-piranti yang digunakan sebagai berikut:
Tegangan sumber = 3 V, 6 V, 9 V dan 12 V
Resistor 1 = 56
Resistor 2 = 150
Arus yang mengalir setiap tegangan yang diberikan adalah:
1.        Menggunakan tegangan sumber 3 Volt




2.        Menggunakan tegangan sumber 6 Volt


3.        Menggunakan tegangan sumber 9 Volt


4.        Menggunakan tegangan sumber 12 Volt


Tabel 3.Hubungan atara tegangan dan arus listrik rangkaian seri
No.
Tegangan Sumber (V)
Arus listrik (mA)
Teori
Praktikum
1
3


2
6


3
9


4
12



Tegangan pada Resistor pertama adalah:
1.      Menggunakan tegangan sumber 3 Volt


2.           Menggunakan tegangan sumber 6 Volt

3.        Menggunakan tegangan sumber 9 Volt

4.      Menggunakan tegangan sumber 12 Volt

Tegangan pada Resistor kedua adalah:
1.      Menggunakan tegangan sumber 3 Volt

2.           Menggunakan tegangan sumber 6 Volt


3.        Menggunakan tegangan sumber 9 Volt

4.      Menggunakan tegangan sumber 12 Volt


Tabel 4.Hubungan atara tegangan sumber dan tegangan pada R1dan R2
No.
Tegangan Sumber (V)
Tegangan pada R1 (V)
Tegangan pada R2 (V)
Teori
Praktikum
Teori
Praktikum
1
3




2
6




3
9




4
12





Kegiatan 2. Rangkaian Paralel Resistor
Menggunakan tegangan sumber 3 Volt
Dan akan diperoleh:
Karena , maka didapat resistro pengganti rangkaian paralel yaitu:
Dalam paralel resistor memiliki hambatan pengganti sebesar:
1.      Menggunakan tegangan sebesar 3 Volt

2.      Menggunakan tegangan sebesar 6 Volt



3.      Menggunakan tegangan sebesar 9 Volt


4.      Menggunakan tegangan sebesar 3 Volt


Tabel 5. Hubungan atara tegangan sumber dan tegangan pada R1dan R2
No.
Tegangan Sumber (V)
 Kuat Arus listrik (mA)
Teori
Praktikum
1
3


2
6


3
9


4
12



PEMBAHASAN
            Pada kegiatan pertama dimana resistor dirangkai secara seri. Kuat arus pada rangkkaian seri adalah sama untuk semua titik. Adapun hasil eksperimen pada tegangan sumbernya 3 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar  , antara R1&R2   dan setelah R2 menghasilan nilai yang sama sebesar .. Sedangkan tegangan pada R1 sebesar  dan tegangan pada R2 . Pada tegangan sumber 6 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar , antara R1&R2  dan setelah R2 menghasilan nilai yang sama sebesar . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 Pada tegangan sumber 9 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar , antara R1&R2  dan setelah R2 menghasilkan nilai yang sama sebesar . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar  dan tegangan pada R2 . Pada tegangan sumber 2 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum R1 sebesar , antara R1&R2 dan setelah R2 menghasilkan nilai yang sama sebesar . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 . Dari data tersebut menunjukkan bahwa kuat arus yang mengalir sebelum R1, antara R1 dan R2, dan setelah R2 pada rangkaian seri ini adalah sama dan dapat dibuktikan bahsa dimanapun besicmeter tersebut di letakkan akan menghasilkan nilai yang sama. Dan tegangan pada R1 dan R2, memiliki hasil yang sama dengan tegangan sumbernya.
            Sedangkan pada kegiatan kedua yang disusun secara parallel, diamana hasil percobaan yang dilakukan adaalah tegangan sumber 3 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1 sebesar  dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 sebesar . Pada tegangan sumber 6V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1 sebesar  dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 sebesar . Pada tegangan sumber 9 V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar melalui R1 sebesar  dan melalui R2 . Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 sebesar Pada tegangan sumber 12V menunjukkan bahwa kuat arus listrik sebelum cabang sebesar , melalui R1 sebesar  dan melalui R2 Sedangkan tegangan pada R1 sebesar dan tegangan pada R2 sebesar . Pada percobaan kedua kuat arus yang masuk sebelum titik percabangan tidak sama dengaqn jumlah kuat arus yang masuk pada R1 dan R2. Sehingga percobaan pada kegiatan dua dianggap tidak berhasil karena beberapa factor yang mungkin diantaranya adalah kesalahan dalam merangkai alat.

SIMPULAN

Dari dua kegiatan yang dilakukan pada percobaan rangkaian seri dan parallel dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis rangkaian listrik yakni seri dan parallel adapun rangkaia campuran adalah perpaduan antara kedua rangkaian tersebut. dapat dituliskan Vs= V1+V2. Sedangkan pada rangkaian parallel, resistor berfungsi sebagai pembagi arus yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik percabangan. It= I1+I2..

REFERENSI

[1]Alisa, Muhammad. 2013. Pengertian Rangkaian Seri dan Paralel. www.muhammad94aliza.blogspot.com. Diakses 31 Maret 2014

[2] Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Penuntun Fisika Dasar 2 Laboratorium Fisika Universitas Negeri Makassar 2014



Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan Rangkaian Listrik, Hukum Ohm
Artikel dan Makalah tentang Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan Rangkaian Listrik, Hukum Ohm - Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi dengan cara memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop), mengidentifikasikan penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakan alat ukur listrik. Pernahkah Anda membayangkan hidup tanpa energi listrik? Hampir semua orang, terutama yang tinggal di perkotaan, energi listrik merupakan kebutuhan pokok. Lampu, pompa air, setrika, televisi, radio, komputer, kulkas, dan kompor listrik, merupakan beberapa contoh peralatan yang memerlukan energi listrik. Demikian pula dengan sepeda motor, mobil, termasuk juga mobil mainan, hingga pesawat terbang yang canggih, juga menggunakan energi listrik. Lalu, pernahkah Anda bertanya, apakah energi listrik itu? Mengapa lampu, komputer, televisi, dan peralatan lainnya dapat bekerja menggunakan energi listrik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda perlu mempelajari lebih mendalam tentang elektrodinamika, yakni ilmu yang mempelajari muatan listrik bergerak (arus listrik).

A. Arus Listrik

1. Pengertian Arus Listrik

Di SMP, Anda pernah mempelajari konsep muatan listrik. Masih ingatkah mengapa sebuah benda dapat bermuatan listrik? Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron. Oleh karena elektron bermuatan negatif, benda yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif, sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif. Gambar 1. memperlihatkan dua buah bola bermuatan listrik. Bola A memiliki jumlah muatan positif lebih banyak daripada bola B. Ketika bola A dan bola B dihubungkan dengan sebuah paku (konduktor), sebagian muatan positif dari bola A akan mengalir melalui paku menuju bola B sehingga dicapai keadaan setimbang, yakni muatan listrik bola A dan B menjadi sama. Bola A dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada bola B. Perbedaan potensial listrik inilah yang mendorong muatan positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik positif ini disebut arus listrik.
Aliran muatan positif dari bola A (potensial tinggi) ke bola B (potensial rendah).
Gambar 1. Aliran muatan positif dari bola A (potensial tinggi) ke bola B (potensial rendah).
Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan aliran air dari tempat (potensial gravitasi) tinggi ke tempat (potensial gravitasi) rendah. Bagaimanakah agar air mengalir terus-menerus dan membentuk siklus, sementara air tidak dapat mengalir secara spontan dari tempat rendah ke tempat tinggi? Satu-satunya cara adalah menggunakan pompa untuk menyedot dan mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi. 

Demikian pula dengan arus listrik. Arus listrik dapat mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi menggunakan sumber energi, misalnya pompa pada air. Sumber energi ini, di antaranya adalah baterai. Analogi arus listrik dengan aliran air yang terus-menerus diperlihatkan pada Gambar 2.
Arus listrik dapat dianalogikan seperti aliran air.
Gambar 2. Arus listrik dapat dianalogikan seperti aliran air.
Sejauh ini Anda telah mempelajari bahwa arus listrik adalah aliran muatan positif. Pada kenyataannya, pada konduktor padat, aliran muatan yang terjadi adalah aliran elektron (muatan negatif), sementara muatan positif (inti atom) tidak bergerak. Aliran elektron ini berlawanan dengan aliran muatan positif, yakni dari potensial rendah ke potensial tinggi. Oleh karena arus listrik telah didefinisikan sebagai aliran muatan positif, arah arus listrik pada konduktor padat adalah kebalikan dari aliran elektron, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.
Arah arus listrik pada konduktor padat berlawanan dengan arah aliran elektron.
Gambar 3. Arah arus listrik pada konduktor padat berlawanan dengan arah aliran elektron.
2. Kuat Arus Listrik

Ketika sebuah bola lampu dihubungkan pada terminal-terminal baterai dengan menggunakan konduktor (kabel), muatan listrik akan mengalir melalui kabel dan lampu sehingga lampu akan menyala. Banyaknya muatan yang mengalir melalui penampang konduktor tiap satuan waktu disebut kuat arus listrik atau disebut dengan arus listrik. Secara matematis, kuat arus listrik ditulis sebagai :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7BQ%7D%7Bt%7D                      (1-1)


dengan:
I = kuat arus listrik (ampere; A),
Q = muatan listrik (coulomb; C), dan
t = waktu (sekon; s).

Satuan kuat arus listrik dinyatakan dalam ampere, disingkat A. Satu ampere didefinisikan sebagai muatan listrik sebesar satu coulomb yang melewati penampang konduktor dalam satu sekon (1 A = 1 C/s). Oleh karena yang mengalir pada konduktor padat adalah elektron, banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar muatan sebuah elektron, qe = e = 1,6 × 10-19 C. Jika pada konduktor tersebut mengalir n buah elektron, total muatan yang mengalir adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20Q=ne                       (1-2)


Contoh Soal 1 :

Muatan listrik sebesar 20 C mengalir pada penampang konduktor selama 5 sekon.

a. Berapakah kuat arus listrik yang melalui konduktor tersebut?
b. Berapakah jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon, jika diketahui e = 1,6 × 
10-19 C?

Kunci Jawaban :

Diketahui: Q = 20 C, t = 5 sekon, dan e = 1,6 × 
10-19 C. Maka,

a. kuat arus yang mengalir,

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7BQ%7D%7Bt%7D=%5Cfrac%7B20%5C:%20C%7D%7B5%5C:%20s%7D=4%5C:%20A

b. jumlah elektron yang mengalir pada penampang konduktor tiap sekon,



B. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik

1. Hukum Ohm

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dengan kata lain, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial. Hubungan antara beda potensial dan arus listrik kali pertama diselidiki oleh George Simon Ohm (1787–1854). Beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik.

Untuk memahami hubungan antara potensial listrik dan arus listrik yang dihasilkan, lakukanlah penelitian berikut.

Percobaan Fisika Sederhana 1 :

Memahami Hubungan Antara Potensial Listrik dan Arus Listrik

Alat dan Bahan
  1. baterai atau akumulator 6 V
  2. bola lampu
  3. amperemeter
  4. voltmeter
  5. potensiometer 50K , dan
  6. kabel-kabel penghubung
Prosedur :
Eksperimen untuk menentukan hubungan antara beda potensial listrik dan arus listrik.
Gambar 4. Eksperimen untuk menentukan hubungan antara beda potensial listrik dan arus listrik.
  1. Susunlah alat-alat di tersebut menjadi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.
  2. Pertama, atur potensiometer pada posisi hambatan terbesar, voltmeter dan amperemeter akan menunjukkan nilai tertentu yang relatif kecil.
  3. Selanjutnya, putar potensiometer perlahan-lahan, perhatikan apa yang terjadi pada voltmeter dan amperemeter.4. Lalu, putar kembali potensiometer ke arah semula, perhatikan pula apa yang terjadi pada voltmeter dan amperemeter.
  4. Apa yang dapat Anda simpulkan?
  5. Diskusikan hasil penelitian bersama teman Anda.
  6. Kumpulkan hasilnya pada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus listrik sebanding dengan beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik yang diberikan, semakin besar arus listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial yang diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan. Ohm mendefinisikan bahwa hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Cfrac%7BV%7D%7BI%7D                             (1-3)
dengan : 

R = hambatan listrik (ohm;Ω ),
V = tegangan atau beda potensial listrik (volt; V), dan
I = kuat arus listrik (ampere; A).

sering juga ditulis dalam bentuk :

V = IR                                     (1-4)

dan dikenal sebagi hukum Ohm. Atas jasa-jasanya, nama ohm kemudian dijadikan sebagai satuan hambatan, disimbolkan Ω .

Tokoh Fisika :

George Simon Ohm
(1787–1854)
George Simon Ohm

Ahli Fisika Jerman, George Simon Ohm menemukan bahwa arus dalam konduktor selalu sama dengan tegangan antara ujungujungnya dibagi dengan angka pasti, yakni tahanannya. Satuan tahanan disebut ohm dan simbolnya Ω, yang diambil dari nama ahli Fisika tersebut. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

Contoh Soal 2 :

Sebuah bola lampu dengan hambatan dalam 20 Ω diberi tegangan listrik 6 V.

(a) Tentukan arus yang mengalir melalui lampu tersebut. 
(b) Jika tegangannya dijadikan 12 V, berapakah arus yang melalui lampu tersebut sekarang?

Kunci Jawaban :

Diketahui: R = 20 Ω.

a. ketika V = 6 V, arus pada lampu :

I = V/R = 6 V/20 Ω = 0,3 A

b. ketika V = 12 V, arus pada lampu :

I = V/R = 12 V/20 Ω = 0,6 A

Contoh ini menunjukkan bahwa, untuk hambatan tetap, ketika tegangan dijadikan dua kali semula (12 V = 2 kali 6 V), arus listrik yang mengalir menjadi dua kali semula (0,6 A = 2 kali 0,3 A).

2. Hambatan Listrik Konduktor

Pernahkah Anda memperhatikan laju kendaraan di jalan raya? Di jalan seperti apa sebuah mobil dapat melaju dengan cepat? Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, di antaranya lebar jalan, jenis permukaan jalan, panjang jalan dan kondisi jalan. Jalan dengan kondisi sempit dan berbatu akan mengakibatkan laju mobil menjadi terhambat. Sebaliknya, jalan yang lebar dan beraspal mulus dapat mengakibatkan laju mobil mudah dipercepat. Demikian pula, panjang jalan akan memengaruhi seberapa cepat mobil dapat melaju. Ketika mobil dapat melaju dengan cepat, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya kecil dan sebaliknya, ketika laju mobil menjadi lambat karena faktor jalan, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya besar.
Konduktor yang memiliki panjang luas dan hambatan jenis
Gambar 5. Konduktor yang memiliki panjang luas dan hambatan jenis.
Kuat arus listrik dapat dianalogikan dengan laju mobil di atas. Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui konduktor yang luas penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan panjang. Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika melewati konduktor yang luas penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan pendek. Ketika kuat arus listrik kecil, berarti hambatan konduktornya besar dan sebaliknya, ketika kuat arusnya besar, berarti hambatan konduktornya kecil. Bukti percobaan menunjukkan bahwa luas penampang, hambatan jenis, dan panjang konduktor merupakan faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya hambatan konduktor itu sendiri. Secara matematis, hambatan listrik sebuah konduktor dapat ditulis sebagai berikut.

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Crho%20%5C:%20%5Cfrac%7B%5Cell%7D%7BI%7D                          (1-5)
dengan :

R = hambatan listrik konduktor (Ω),
ρ = hambatan jenis konduktor (m),
l = panjang konduktor (m), dan
A = luas penampang konduktor (m2).

Jika penampang konduktor berupa lingkaran dengan jari-jari r atau diameter d, luas penampangnya memenuhi persamaan :

A =πr2 = ¼ πr2

sehingga Persamaan (1–5) dapat juga ditulis :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Crho%20%5C:%20%5Cfrac%7B%5Cell%7D%7B%5Cpi%20r%5C:%20%5E%7B2%7D%7D%5C:%20%5C:%20%5C:atau%5C:%20%5C:%20%5C:%20R=4%5Crho%5C:%20%5Cfrac%7B%5Cell%7D%7B%5Cpi%20d%5C:%20%5E%7B2%7D%7D       (1-6)

Persamaan (1–5) atau (1–6) menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor sebanding dengan panjang konduktor dan berbanding terbalik dengan luas penampang atau kuadrat jari-jari (diameter) konduktor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang konduktornya, semakin besar hambatan listriknya. Di lain pihak, semakin besar luas penampangnya atau semakin besar jari-jari penampangnya, hambatan listrik konduktor semakin kecil.

Selain itu, Persamaan (1–5) atau (1–6) juga menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor bergantung pada hambatan jenis konduktor. Semakin besar hambatan jenis konduktor, semakin besar hambatannya. Konduktor yang paling baik adalah konduktor yang hambatan jenisnya paling kecil. Di lain pihak, bahan yang hambatan jenisnya paling besar merupakan isolator paling baik. Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhunya, semakin tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut. Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan berikut.

R=R0(1+αΔt)                        (1–7)

dengan: 
R = hambatan konduktor pada suhu toC,
R0 = hambatan konduktor pada suhu t0oC,
α = koefisien suhu hambatan jenis (/oC), dan
t = t - t0 = selisih suhu (oC).

Catatan Fisika :

Tetap Sejalan
osiloskop

Resistor yang baik mematuhi Hukum Ohm meskipun tegangan atau arusnya berubah-ubah dengan cepat. Dua garis bergelombang dalam gambar ini, yang ditampilkan oleh osiloskop, menunjukkan arus yang melewati resistor tetap sejalan dengan tegangan saat arus tadi naik atau turun. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

Contoh Soal 3 :

Sebuah kawat yang panjangnya 2 m dan luas penampangnya 5 cm2 memiliki hambatan 100Ω. Jika kawat tersebut memiliki panjang 4 m dan luas penampang 1,25 cm2, berapakah hambatannya?

Kunci Jawaban :

Diketahui: l1 = 2 m, A1 = 5 cm2, R1 = 100 Ω, l2 = 4 m, dan A2 = 1,25 cm2. Soal ini lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan metoda perbandingan.

Dari persamaan :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Crho%20%5C:%20%5Cfrac%7B%5Cell%7D%7BI%7D

diperoleh :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7BR_%7B2%7D%7D%7BR_%7B1%7D%7D=%5Cfrac%7B%5Cell_%7B2%7D%7D%7B%5Cell_%7B1%7D%7D%5C:%20x%5C:%20%5Cfrac%7BA_%7B2%7D%7D%7BA_%7B1%7D%7D
Jadi, hambatannya adalah 50 Ω.

Catatan Fisika :

Hambatan

Hambatan adalah komponen elektronika sebagai pereduksi aliran arus listrik. Hambatan memiliki tiga atau empat garis warna pada ''badannya'' yang menunjukkan berapa besar hambatan yang diberikan.

Contoh Soal 4 :

Sebuah termometer hambatan terbuat dari platina (α = 3,92 × 10-3/C°). Pada suhu 20 °C, hambatannya 50 Ω. Sewaktu dicelupkan ke dalam bejana berisi logam indium yang sedang melebur, hambatan termometer naik menjadi 76,8 Ω. Tentukan titik lebur indium tersebut.

Kunci Jawaban :

Diketahui: 

α = 3,92 × 10-3/C°, t0 = 20 °C, R0 = 50 Ω, dan R = 76,8 Ω .
R = R0 (1 +α Δt ) = R0 + R0 α Δt → R – R0 = R0 α Δt

sehingga diperoleh :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5CDelta%20t=%5Cfrac%7BR-R_%7B0%7D%7D%7BR_%7B0%7D%5Calpha%20%7D



Δt = 136,7 
oC

Jadi, karena suhu awalnya 20 °C, titik lebur indium adalah 136,7 °C + 20 °C = 156,7 °C.
3. Rangkaian Hambatan Listrik

Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel, atau kombinasi (gabungan) dari keduanya. Setiap susunan rangkaian memiliki fungsi tertentu.

a. Rangkaian Seri Hambatan

Ketika Anda ingin memperkecil kuat arus yang mengalir pada rangkaian atau membagi tegangan listrik, Anda dapat melakukannya dengan menyusun beberapa hambatan secara seri, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6. Perhatikanlah bahwa hambatan-hambatan dikatakan tersusun seri jika satu sama lain tersambung hanya pada satu terminalnya. Pada Gambar 6 (a), terminal kanan hambatan R1 tersambung dengan terminal kiri hambatan Rdi titik b dan terminal kanan R2 tersambung dengan terminal kiri R3 di titik c. Rangkaian hambatan seri ini ekivalen dengan sebuah hambatan pengganti seri seperti pada Gambar 6 (b).
Rangkaian seri hambatan Hambatan pengganti seri.
Gambar 6. (a) Rangkaian seri hambatan. (b) Hambatan pengganti seri.
Ekivalensi antara hambatan pengganti seri dan hambatan-hambatan yang dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut. Pada Gambar 6 (a), tegangan total antara titik a dan titik d memenuhi persamaan :

Vad = Vab + Vbc + Vcd

Sesuai dengan Hukum Ohm, V = IR maka persamaan tersebut dapat ditulis :

Vad = I1R1 + I2R2 + I3R3

Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada tiap hambatan besarnya sama, yakni I1 = I2 = I3 = I, maka Vad dapat ditulis lagi sebagai berikut.

Vad = I(R1 + R2 + R3)

Adapun dari Gambar 6 (b) diperoleh :

Vad = IRs

Dengan membandingkan dua persamaan terakhir diperoleh :

Rs =R1 + R2 + R3                        (1-8)

Persamaan (1–8) menunjukkan bahwa hambatan-hambatan yang dirangkai seri akan memberikan hambatan total (pengganti) yang lebih besar daripada nilai setiap hambatannya.

b. Rangkaian Paralel Hambatan

Hambatan yang disusun paralel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total. Pada susunan paralel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7 (a). Tegangan pada setiap hambatan sama, yakni V1 = V2 = V3 = V. Hambatan ekivalen paralel diperlihatkan pada Gambar 7 (b).
Hambatan tersusun paralel hambatan penggantinya.
Gambar 7. (a) Hambatan tersusun paralel. (b) hambatan penggantinya.
Pada Gambar 7 (a), arus I yang keluar dari baterai terbagi menjadi tiga yakni I1I2, dan I3 yang masing-masing mengalir melalui R1R2, dan R3.

Hubungan antara arus listrik tersebut memenuhi persamaan :

I = I1 + I2 + I3

Sesuai dengan Hukum Ohm, I = V / R, maka persamaan di atas dapat ditulis :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7BV_%7B1%7D%7D%7BR_%7B1%7D%7D+%5Cfrac%7BV_%7B2%7D%7D%7BR_%7B2%7D%7D+%5Cfrac%7BV_%7B3%7D%7D%7BR_%7B3%7D%7D
Oleh karena V1 = V2 = V3 = V maka persamaan tersebut dapat ditulis lagi sebagai berikut :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=V%5Cleft%20%5C%7B%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B1%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B2%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B3%7D%7D%20%5Cright%20%5C%7D

atau :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7BV%7D=%5Cleft%20%5C%7B%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B1%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B2%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B3%7D%7D%20%5Cright%20%5C%7D                 (1-9)

Dari Gambar 7 (b), V = IRp sehingga persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :

Contoh Soal 5 :

Tentukan hambatan pengganti antara titik a dan b dari rangkaian berikut.
hambatan pengganti
Kunci Jawaban :

Rangkaian tersebut merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan paralel. Prinsip penyelesaian masalah tersebut adalah menyederhanakan rangkaian sedemikian sehingga menjadi rangkaian seri atau paralel. Pada rangkaian tersebut, jika Anda telusuri dari a ke b, antara titik c dan d terdapat hambatan-hambatan yang dirangkai paralel. Di lain pihak, antara c dan d melalui cabang paling kanan terdapat hambatan 2 Ω, 1 Ω, dan 3 Ω yang dirangkai seri dan dapat diganti dengan sebuah hambatan ekivalen 6 Ω (2 Ω + 1 Ω + 3 Ω). Hambatan ekivalen 6 Ω ini paralel dengan hambatan 6 Ω pada cabang c – d sebelah kiri. Selanjutnya, antara titik c dan d, hambatan penggantinya (paralel 6 Ω dan 6 Ω) adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7Bcd%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B6%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B6%7D+%5Cfrac%7B2%7D%7B6%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B3%7D

sehingga diperoleh 
Rcd = 3 Ω.
Selanjutnya, 
RacRcd, dan Rbd menjadi tersusun seri. Dengan demikian, diperoleh :

R
ad = Rac + Rcd + Rbd = 4 + 3 + 5 = 12 Ω.

Contoh Soal 6 :

Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini.
rangkaian listrik
Jika hambatan 1 = 8 ohm, 2 = 16 ohm, 3 = 16 ohm, 4 = 8 ohm, dan 5 = 12 ohm.

Besarnya tegangan antara A dan B adalah ....

a. 3 volt
b. 5 volt
c. 6 volt
d. 8 volt
e. 10 volt

Kunci Jawaban :

Perhatikan rangkaian paralel  12, dan 3.

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7B_%7Bp%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B_%7B1%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B_%7B2%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B_%7B3%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B8%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B16%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B16%7D
p = 4 ohm
Perhatikan rangkaian seri p dan 4.
rangkaian seri

1 = 8 ohm, 2 = 16 ohm, 3 = 16 ohm, 4 = 8 ohm, dan 5 = 12 ohm.
s = p + 4 = 4 + 8 = 12 ohm

s = 5, maka I1 = I = ½  x 4 = 2 A

AB = p × I1 = 4 ohm × 2 A = 8 volt

Jawab: d
C. Rangkaian Listrik Arus Searah

Gambar 8. memperlihatkan skema sebuah lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain terhubung oleh kabel/kawat. Ketika sakelar masih terbuka, Gambar 8 (a), arus listrik belum mengalir sehingga lampu belum menyala (padam). Sebaliknya, ketika sakelar disambungkan, Gambar 8 (b), arus mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai melalui kabel dan lampu sehingga lampu menyala. Gambar 8 (a) disebut rangkaian listrik terbuka, sedangkan Gambar 8 (b) disebut rangkaian listrik tertutup.
Rangkaian listrik terbuka dan tertutup.
Gambar 8. Rangkaian listrik (a) terbuka dan (b) tertutup.
Rangkaian seperti ini secara umum disebut rangkaian listrik arus searah. Rangkaian listrik arus searah yang terdiri dari sebuah baterai dan sebuah beban (misalnya hambatan dan lampu) disebut rangkaian listrik sederhana.

1. GGL, Hambatan Dalam, dan Tegangan Jepit Baterai

Baterai merupakan sumber energi arus searah. Energi listrik yang dihasilkan baterai berasal dari energi kimia. Selain baterai, sumber energi listrik lainnya adalah generator. Secara umum, alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi lain menjadi energi listrik disebut sumber gaya gerak listrik (GGL). GGL adalah beda potensial antarterminal sumber tegangan (bateai atau generator), ketika tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian luar. Simbol GGL adalah E.

Anda mungkin pernah mengalami bahwa ketika arus ditarik dari baterai, tegangan pada terminal baterai turun di bawah GGLnya. Sebagai contoh, ketika Anda menstarter mesin mobil, dengan lampu depan masih menyala, lampu menjadi redup sesaat. Ini terjadi karena starter menarik arus besar sehingga tegangan baterai menjadi turun. Penurunan tegangan ini terjadi karena reaksi kimia dalam baterai tidak cukup menyuplai muatan untuk mempertahankan GGLnya menjadi penuh. Jadi, baterai sendiri memiliki hambatan dalam r. Dalam rangkaian listrik, baterai disimbolkan seperti pada Gambar 9.
Simbol sebuah baterai. E = GGL baterai dan r = hambatan dalam baterai. Garis vertikal yang panjang menyimbolkan kutub positi dan garis vertikal yang pendek menyimbolkan kutub negati .
Gambar 9. Simbol sebuah baterai. E = GGL baterai dan r = hambatan dalam baterai. Garis vertikal yang panjang menyimbolkan kutub positi dan garis vertikal yang pendek menyimbolkan kutub negatif.
Tegangan antara titik a dan b disebut tegangan terminal Vab. Ketika baterai tidak mengeluarkan arus, Vab = E  Akan tetapi, ketika baterai mengeluarkan arus, tegangan terminal baterai turun sebesar Ir. Jadi, Vab = E – Ir.  Tegangan terminal baterai ketika baterai mengeluarkan arus disebut dengan tegangan jepit.

Contoh Soal 7 :

Sebuah baterai memiliki GGL 12 V dan hambatan dalam 2 Ω. Tentukan tegangan jepit baterai ketika ia mengeluarkan arus 2 A.

Kunci Jawaban :

Diketahui : 

E= 12 V,
r = 2 Ω , dan
I = 2 A.

maka tegangan jepitnya :

Vjepit = E – Ir
Vjepit = 12 V – (2 A)(2 Ω)
Vjepit = 8 V.

a. Hukum Arus Kirchhoff

Hukum Arus Kirchhoff membicarakan arus listrik pada titik percabangan kawat. Tinjau sebuah titik percabangan kawat, sebut titik A, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 10.
Arus pada percabangan kawat.
Gambar 9. Arus pada percabangan kawat.
Arus I1 dan I2 menuju (masuk ke) titik A, sedangkan I3 dan I4 menjauhi (keluar dari) titik A. Jika aliran arus dianalogikan sebagai aliran air dalam pipa, Anda tentu akan yakin bahwa jumlah aliran air sebelum melewati titik A akan sama dengan jumlah air sesudah melewati titik A. Demikian pula dengan arus listrik, jumlah arus listrik yang menuju (masuk ke) titik percabangan (titik A) sama dengan jumlah arus yang menjauhi (keluar dari) titik percabangan tersebut. Dengan demikian, pada Gambar 10, secara matematis diperoleh :

I1 + I2 = I3 + I4

atau

I1 + I2 – I3 – I4 = 0

Persamaan terakhir secara matematis dapat ditulis :

ΣI = 0                (1-10)

yang berarti bahwa jumlah arus listrik pada suatu titik percabangan sama dengan nol. Persamaan (1–10) disebut Hukum Pertama Kirchhoff atau Hukum Arus Kirchhoff. Perlu diingat bahwa ketika Anda menggunakan Persamaan (1–10), arus yang masuk ke titik percabangan diberi tanda positif, sedangkan arus yang keluar dari titik percabangan diberi tanda negatif.

Catatan Kimia :

Besaran Mikrocip

Mikrocip menyebabkan elektronika menjadi kekuatan yang dapat mengubah dunia. Cip silikon kali pertama dibuat pada 1958. Cip yang diperdagangkan pada mulanya hanya berisi beberapa puluh transistor. Kini Cip serupa dapat berisi lebih dari sejuta transisitor. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

Contoh Soal 8 :

Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I.
Hukum Arus Kirchhoff

Gunakan Hukum Arus Kirchhoff. Beri tanda positif pada arus yang masuk titik cabang dan beri tanda negatif pada arus yang keluar dari titik cabang.

ΣI = 0
4 A – 3 A + 2 A – I = 0

sehingga diperoleh I = 3 A.

b. Hukum Tegangan Kirchhoff

Hukum Tegangan Kirchhoff didasarkan pada Hukum Kekekalan Energi. Ketika muatan listrik q berpindah dari potensial tinggi ke potensial rendah dengan beda potensial V, energi muatan itu akan turun sebesar qV. Sekarang tinjau rangkaian listrik, seperti diperlihatkan pada Gambar 11. Baterai dengan tegangan terminal V akan melepas muatan q dengan energi qV sedemikian sehingga mampu bergerak pada lintasan tertutup (loop) abcda.
Muatan listrik yang mengalir dalam lintasan tertutup memenuhi Hukum Kekekalan Energi.
Gambar 11. Muatan listrik yang mengalir dalam lintasan tertutup memenuhi Hukum Kekekalan Energi.
Ketika muatan q melintasi resistansi R1, energi muatan ini akan turun sebesar qV1  Demikian pula ketika melintasi R2 dan R3, masing-masing energinya turun sebesar qV2 dan qV3  Total penurunan energi muatan adalah :

qV1 + qV2 + qV3

Sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi, penurunan ini harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh baterai, qV. Dengan demikian berlaku :

qV = qV1 + qV2 + qV3
V – V1 – V2 – V3 = 0

Persamaan terakhir dapat ditulis :

ΣV = 0                        (1-11)

yang berarti bahwa jumlah tegangan pada sebuah loop (lintasan tertutup) sama dengan nol. Persamaan (1–11) disebut Hukum Kedua Kirchhoff atau Hukum Tegangan Kirchhoff.

c. Penerapan Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Sederhana

Rangkaian sederhana adalah rangkaian yang terdiri dari satu loop. Sebagai contoh, tinjau rangkaian pada Gambar 12.
Rangkaian listrik sederhana.
Gambar 12. Rangkaian listrik sederhana.
Tidak ada titik percabangan di sini sehingga arus pada setiap hambatan sama, yakni I dengan arah seperti pada gambar. Pilih loop a-b-c-d-a. Ketika Anda bergerak dari a ke b, Anda menemui kutub negatif baterai terlebih dahulu sehingga GGLnya ditulis Vab = E1  Ketika Anda melanjutkan gerakan dari b ke c, Anda mendapati arah arus sama dengan arah gerakan Anda sehingga tegangan pada R1 diberi tanda positif, yakni Vbc = +IR1  Dari c ke d kembali Anda menemui GGL dan kali ini kutub positifnya terlebih dahulu sehingga diperoleh Vcd = +E2.

Selanjutnya, tegangan antara d dan a diperoleh Vda = +IR2  Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Persamaan (1–11).
ΣV = 0
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
–E + IR1 + E + IR2 = 0

atau

I(R1 + R2) = E1 + E2

sehingga diperoleh :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20E=%5Cfrac%7BE_%7B1%7D-E_%7B2%7D%7D%7BR_%7B1%7D-R_%7B2%7D%7D                     
Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai berikut.
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7B%5Csum%20E%7D%7B%5Csum%20R%7D                      (1-12)
Dengan demikian, untuk rangkaian listrik sederhana, besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat dicari menggunakan Persamaan (1–12). Akan tetapi, jangan lupa ketika memasukkan nilai GGLnya, Anda harus tetap memerhatikan tanda GGL tersebut.

Contoh Soal 9 :

Dari rangkaian listrik berikut ini, tentukan (a) arus yang mengalir pada rangkaian, dan (b) tegangan antara titik a dan b.
rangkaian listrik
Kunci Jawaban :

a. Ambil loop searah putaran jarum jam maka Anda akan menemui kutub negatif dahulu pada GGL pertama, E1 = 2 V, dan kutub positif dahulu pada GGL kedua, E2 = +10 V. Dengan demikian, ΣE = –2 + 10 = 8 V. Selanjutnya, jumlah hambatan dalam rangkaian ΣR = 6 + 1 + 4 + 1 = 12 Ω, sehingga diperoleh arus pada rangkaian :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7B%5Csum%20E%7D%7B%5Csum%20R%7D=%5Cfrac%7B8%5C:%20V%7D%7B12%5C:%20%5COmega%20%7D=%5Cfrac%7B3%7D%7B4%7D%5C:%20A

Dengan arah seperti diperlihatkan pada gambar (keluar dari kutub positif baterai dengan GGL terbesar, 10 V).

b. Untuk menentukan tegangan antara titik a dan b, lepas salah satu cabang antara a dan b, lalu ganti oleh cabang Vba  seperti diperlihatkan pada gambar. Selanjutnya, gunakan Hukum Tegangan Kirchhoff. Ambil loop searah putaran jarum jam maka :

–2V + 3/4 A (1 Ω + 4 Ω) + Vba = 0
Vba = –Vba = –1,75 V

sehingga diperoleh Vab = Vba = 1,75 V.

d. Penerapan Hukum-hukum Kirchhoff pada Rangkaian Majemuk

Rangkaian majemuk adalah rangkaian arus searah yang lebih dari satu loop. Salah satu cara untuk menganalisis rangkaian majemuk adalah analisis loop. Analisis ini pada dasarnya menerapkan Hukum-hukum
Kirchhoff, baik tentang arus maupun tegangan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis rangkaian majemuk pada Gambar 13. menggunakan analisis loop.
Analisis loop pada rangkaian majemuk.
Gambar 13. Analisis loop pada rangkaian majemuk.
  1. Tandai titik-titik sudut atau titik cabang rangkaian, misalnya titik a, b, c, d, e, dan f.
  2. Tentukan arah arus pada tiap cabang, sebarang saja, sesuai keinginan Anda. Lalu, gunakan Persamaan (1–10) untuk mendapatkan persamaan arusnya.
  3. Tentukan titik tempat Anda mulai bergerak dan lintasan yang akan Anda lalui. Misalnya, Anda ingin memulai dari titik a menuju titik b, c, dan d lalu ke a lagi maka yang dimaksud satu loop adalah lintasan a-b-c-d-a.
Lakukan hal yang serupa untuk loop c-d-e-f-c.

a) Jika Anda melewati sebuah baterai dengan kutub positif terlebih dahulu, GGL E diberi tanda positif (+E). Sebaliknya, jika kutub negatif lebih dulu, GGL E diberi tanda negatif ( E).
(b) Jika Anda melewati sebuah hambatan R dengan arus I searah loop Anda, tegangannya diberi tanda positif (+IR). Sebaliknya, jika arah arus I berlawanan dengan arah loop Anda, tegangannya diberi tanda negatif (IR).

4. Masukkan hasil pada langkah 3 ke Persamaan (1–11).
5. Dari beberapa persamaan yang Anda dapatkan, Anda dapat melakukan eliminasi untuk memperoleh nilai arus pada tiap cabang.

Contoh Soal 10 :

Pada Gambar 13, jika diketahui E1 = 6V, r1 = 1 Ω, E2 = 3 V, r2 = 1 Ω, E3 = 3 V, r3 = 1 Ω, R1 = 3 Ω, R2 = 2 Ω, R3 = 2 Ω, R4 = 1Ω, dan R5 = 1 Ω, tentukan kuat arus yang melalui setiap baterai.

Kunci Jawaban :

Langkah (1) dan (2) sudah dilakukan seperti terlihat pada gambar. Pada titik cabang c berlaku :

ΣI = 0
I1 – I2 – I3 = 0 (1)

Langkah (3): pilih loop a-b-c-d-a. Dengan bergerak dari a ke b ke c ke d ke a, Anda akan menemukan kutub positif E2 dan kutub negatif E1 terlebih dahulu. Selain itu, arah gerakan Anda sama dengan arah I1 dan I2 maka kedua arus ini positif.

Selanjutnya, langkah (4)

ΣV
=
0


+E2 – E1 + I1(r1 + R1 + R2) + I2 (r2 + R3)
=
0


+3 – 6 + I1(1 + 3 + 2) + I2 (1 + 2)
=
0


–3 + 6I1 + 3I2
=
0
(:3)

–1 + 2I1 + I2
=
0

(2)

Ulangi langkah (3) dan langkah (4) untuk loop c-d-e-f-c maka akan diperoleh :
ΣV
=
0


+E3 – E2 – I2 (r2 + R3) + I3(r3 + R4 + R5)
=
0


+3 – 3 – I2(1 + 2) + I3 (1 + 1 + 1)
=
0


–3I2 + 3I3
=
0
(:3)

I2 + I3
=
0

(3)

Langkah (5): eliminasi I1 dari Persamaan (1) dan (2). Kalikan terlebih dahulu Persamaan (1) dengan 2 lalu jumlahkan dengan Persamaan (2):

        2I1 – 2I2 – 2I3
=
0


(1)
–1 + 2I1 + I2
=
0


(2)
–1 + 0 – 3I2 – 2I3
=
0


(4)

Eliminasi Persamaan (3) dan (4): Persamaan (3) terlebih dahulu dikalikan dengan 3.
        3I2 + 3I3
=
0


(3)
–1 – 3I2 – 2I3
=
0


(4)
–1 +  0  + 5I3
=
0




sehingga diperoleh I3 = 1 / 5 = 0,2 A. Masukkan hasil ini ke Persamaan (3), diperoleh :

I3 = I2 = 0,2 A.

Terakhir, masukkan nilai I3 = I2 = 0,2 A ke Persamaan (1) maka diperoleh :

I1 = I2 + I3 = 0,2 + 0,2 = 0,4 A.

Dengan demikian, arus yang mengalir pada tiap cabang masing-masing adalah :

I1 = 0,4 A; I2 = I3 = 0,2 A
e. Penerapan Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum Ohm pada Rangkaian Majemuk

Selain analisis loop, analisis simpul juga dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian majemuk. Analisis ini menerapkan Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum Ohm. Berikut adalah langkah-langkah untuk menerapkan analisis simpul pada rangkaian majemuk yang diperlihatkan pada Gambar 14.
Analisis simpul pada rangkaian majemuk.
Gambar 14. Analisis simpul pada rangkaian majemuk.
1) Pilih salah satu titik (simpul), misal A, sebagai acuan dengan tegangan nol (ground) dan titik (simpul) lainnya, misal B, anggap memiliki tegangan V terhadap ground, yakni VBA = V.
2) Pilih semua arus pada tiap cabang, yakni I1, I2, dan I3, berarah dari B ke A.
3) Jika pada cabang arus terdapat baterai (GGL), perhatikan kutub baterai yang ditemui arah arus. Jika arus yang Anda misalkan masuk ke kutub positif baterai, arus pada cabang tersebut memenuhi persamaan :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7Bc%7D=%5Cfrac%7BV-E_%7Bc%7D%7D%7BR_%7Bc%7D%7D

dengan subcript c berarti cabang. Sebaliknya, jika arus yang Anda misalkan masuk ke kutub negatif baterai, arus pada cabang tersebut memenuhi persamaan :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7Bc%7D=%5Cfrac%7BV+E_%7Bc%7D%7D%7BR_%7Bc%7D%7D

4) Terapkan Hukum Arus Kirchhoff sebagai berikut. I1 – I2 – I3 = 0
5) Masukkan I pada langkah 3 ke langkah 4 maka Anda akan memperoleh nilai V.
6) Untuk mendapatkan arus pada tiap cabang, Anda tinggal memasukkan nilai V hasil langkah 5 ke persamaan I pada langkah 3.

Contoh Soal 11 :

Ulangi Contoh  Soal 9. dengan menggunakan analisis simpul.

Kunci Jawaban :

Rangkaian pada Gambar 13 dapat disederhanakan menjadi seperti pada Gambar 14. dengan :

R1 (baru) = hambatan total pada cabang pertama = r1 + R1 + R2 = 1 + 3 + 2 = 6 Ω;
R2 (baru) = hambatan total pada cabang kedua = r2 + R3 = 1 + 2 = 3 Ω ;
R3 (baru) = hambatan total pada cabang ketiga = r2 + R4 + R5 = 1 + 1 + 1 = 3 Ω.

Langkah (1), ambil A sebagai ground dan VBA = V.
Langkah (2), pilih arus pada tiap cabang berarah dari B ke A (lihat gambar).
Langkah (3), perhatikan pada gambar, semua arus pada cabang masuk ke kutub positif baterai maka :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B1%7D=%5Cfrac%7BV+E_%7B1%7D%7D%7BR_%7B1%7D%7D=%5Cfrac%7BV-6%7D%7B6%7D

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B2%7D=%5Cfrac%7BV+E_%7B2%7D%7D%7BR_%7B2%7D%7D=%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B3%7D=%5Cfrac%7BV+E_%7B3%7D%7D%7BR_%7B3%7D%7D=%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D

Langkah (4) dan (5),

I1 + I2 + I3 = 0

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7BV-6%7D%7B6%7D+%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D+%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D=0
atau,

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7BV-6%7D%7B6%7D+%5Cfrac%7B2V-6%7D%7B6%7D+%5Cfrac%7B2V-6%7D%7B6%7D=0

Kalikan semua ruas dengan 6, diperoleh :

V – 6 + 2V – 6 + 2V– 6 = 0
5V – 18 = 0
5V = 0

sehingga diperoleh :

V = 18 / 5 = 3,6 V

Langkah (6), masukkan nilai V = 3,6 V pada Persamaan arus pada Langkah (3).

Dengan demikian diperoleh :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B1%7D=%5Cfrac%7BV-6%7D%7B6%7D=%5Cfrac%7B3,6-6%7D%7B6%7D=-0,4%5C:%20A

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B2%7D=%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D=%5Cfrac%7B3,6-3%7D%7B3%7D=-0,2%5C:%20A
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B3%7D=%5Cfrac%7BV-3%7D%7B3%7D=%5Cfrac%7B3,6-3%7D%7B3%7D=-0,2%5C:%20A
Tanda negatif pada I1 menunjukkan bahwa arah arus I1 yang sebenarnya masuk ke titik B sebesar 0,4 A.

Catatan: Untuk selanjutnya, Langkah (3) langsung saja Anda tulis di bawah Langkah (4).
D. Energi dan Daya Listrik

1. Energi Listrik

Tinjau sebuah konduktor yang diberi beda potensial Vab = V, seperti diperlihatkan pada Gambar 15.
Elektron dapat mengalir dalam konduktor yang diberi beda potensial karena adanya energi listrik.
Gambar 15. Elektron dapat mengalir dalam konduktor yang diberi beda potensial karena adanya energi listrik.
Elektron-elektron pada konduktor itu akan bergerak dari titik b menuju ke titik a. Mengapa demikian? Ketika beda potensial V diberikan, elektron-elektron tersebut akan mendapatkan tambahan energi masing-masing sebesar eV, dengan e adalah muatan satu elektron. Energi inilah yang kemudian mengalirkan elektron dalam konduktor. Jika dalam konduktor tersebut mengalir n buah elektron, total muatan yang mengalir adalah Q = ne. Dengan demikian, energi yang diperlukan untuk mengalirkan elektron memenuhi W = QV. Energi ini disebut energi listrik. Dalam kaitannya dengan arus listrik, Q = It maka energi listrik memenuhi persamaan :

W = VIt                                           (1–13)

dengan: 

W = energi listrik (joule; J),
V = beda potensial atau tegangan listrik (volt; V),
I = kuat arus yang mengalir (ampere; A), dan
t = lamanya arus mengalir (sekon; s).

Persamaan (1–13) berlaku untuk semua komponen atau beban listrik yang diberi beda potensial V dan dialiri arus I dalam selang waktu t. Khusus untuk beban listrik berupa hambatan listrik, mengingat V = IR atau I = V / R,

Persamaan (1–13) dapat ditulis sebagai berikut :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20W=I%5E%7B2%7DRt%5C:%20%5C:%20%5C:%20atau%5C:%20%5C:%20%5C:%20W=%5Cfrac%7BV%5E%7B2%7D%7D%7BR%7Dt
Dalam SI, satuan dari energi listrik adalah joule (disingkat J). Satuan lain yang juga sering digunakan adalah kilowattjam, disingkat kWh (kilowatthour),
dengan 1 kWh = 3,6 × 106 J.

Contoh Soal 12 :

Sebuah alat pemanas bekerja pada tegangan 220 V dan arus 2 A. Tentukan energi listrik yang diserap pemanas tersebut selama (a) 5 sekon dan (b) 1 jam.

Kunci Jawaban :

Diketahui: V = 220 V dan I = 2 A.

Energi listrik yang diserap pemanas :

a. selama t = 5 s adalah :

W = VIt = (220 V)(2 A)(5 s) = 2200 J

b. selama t = 1 jam adalah :

W = VIt = (220 V)(2 A)(1 s) = 440 watt-jam = 0,44 kWh

2. Daya Listrik

Daya atau laju energi listrik adalah energi listrik yang dihasilkan/diserap tiap satuan waktu. Secara matematis, daya listrik (diberi simbol P) ditulis :

P = W / t                                                     (1-15)

dengan: 

P = daya listrik (watt; W), dan
t = waktu (sekon; s).

Satuan daya listrik, dalam SI, adalah joule/sekon (disingkat J/s). Satuan ini diberi nama watt, disingkat W, dengan 1 W = 1 J/s. Selanjutnya, jika

Persamaan (1–13) dimasukkan ke Persamaan (1–15), diperoleh :

P = VI                                                        (1-16)

yang berlaku untuk setiap komponen atau beban listrik. Sementara itu, jika Persamaan (1–14) dimasukkan ke Persamaan (1–15), diperoleh persamaan daya listrik pada hambatan listrik, yaitu :

P = I2 R           atau      P = V2 / R              (1-17)

Contoh Soal 13 :

Sebuah lampu dihubungkan dengan tegangan 220 V sehingga mengalir arus 0,5 A pada lampu tersebut. Tentukanlah energi listrik yang diserap oleh lampu tiap sekon.

Kunci Jawaban :

Diketahui: V = 220 V dan I = 0,5 A.

Energi listrik yang diserap lampu tiap sekon atau daya yang diserap lampu adalah :

P = VI = (220 V)(0,5 A) W.

3. Spesifikasi Tegangan dan Daya Kerja pada Beban Listrik

Hampir semua beban listrik (lampu, radio, TV, komputer, dll.) menuliskan spesifikasi tegangan dan daya kerjanya. Spesifikasi beban listrik ini berkaitan dengan seberapa besar tegangan yang boleh diberikan pada beban listrik dan berapa daya yang akan diserap atau dihasilkannya. Sebagai contoh, sebuah lampu bertuliskan 220 V, 60 W. Hal ini berarti lampu tersebut bekerja normal, yakni menyerap daya 60 W ketika diberi tegangan 220 V. Nilai 220 V juga merupakan nilai tegangan maksimum yang boleh diberikan pada lampu tersebut. Jika tegangan yang diberikan lebih besar daripada 220 V, lampu akan rusak. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan lampu kurang dari 220 V, lampu akan menyala redup (daya yang diserapnya kurang dari 60 W).

Daya yang diserap beban listrik ketika dihubungkan dengan tegangan sumber tertentu memenuhi persamaan :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20P_%7Bs%7D=%5Cleft%20%28%20%5Cfrac%7BV_%7Bs%7D%7D%7BV_%7Bt%7D%7D%20%5Cright%20%29%5E%7B2%7D%5C:%20Pt                                              (1-18)
dengan: 

Ps = daya yang diserap lampu (W),
Vs = tegangan yang diberikan pada lampu (V),
Pt = daya yang tertulis pada lampu (W), dan
Vt = tegangan yang tertulis pada lampu (V).

Spesifikasi beban listrik berkaitan pula dengan hambatan beban tersebut. Hambatan beban listrik dengan spesikasi Vt volt, Pt watt adalah
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Cfrac%7BV_%7Bt%7D%5C:%20%5E%7B2%7D%7D%7BP_%7Bt%7D%7D                                                          (1-19)

Selain dua hal tersebut, spesifikasi tegangan dan daya listrik pada beban listrik juga menunjukkan bahwa arus maksimum yang boleh melewatinya adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7Bmaks%7D=%5Cfrac%7BP_%7Bt%7D%5C:%20%7D%7BV_%7Bt%7D%7D                                                    (1-20)

Contoh Soal 14 :
Sebuah lampu pijar dengan spesifikasi (60 W, 220 volt) dipasang pada tegangan 110 volt. Daya yang dipergunakan lampu tersebut adalah ....

a. 10 W 
b. 15 W 
c. 20 W
d. 30 W
e. 45 W

Kunci Jawaban :

Diketahui:

P1 = 60 watt,
1 = 220 volt, dan
2 = 110 volt.

Hambatan 1 = 2 maka :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B_%7B1%7D%5C:%20%5E%7B2%7D%7D%7BP_%7B1%7D%7D=%5Cfrac%7B_%7B2%7D%5C:%20%5E%7B2%7D%7D%7BP_%7B2%7D%7D

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20P_%7B2%7D=%5Cleft%20%28%20%5Cfrac%7B_%7B2%7D%7D%7B_%7B1%7D%7D%20%5Cright%20%29%5E%7B2%7DP_%7B1%7D
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20P_%7B2%7D=%5Cleft%20%28%20%5Cfrac%7B110%7D%7B220%7D%20%5Cright%20%29%5E%7B2%7D60=15%5C:%20watt

Jawab: b

Contoh Soal 15 :

Sebuah lampu bertuliskan 220 V, 50 W dihubungkan dengan sumber tegangan 110 V. Tentukan (a) hambatan dalam lampu, (b) arus yang mengalir pada lampu, dan (d) daya yang diserap lampu.

Kunci Jawaban :

Diketahui: Vt = 220 V, Pt = 50 W, dan tegangan sumber yang diberikan Vs = 110 V.

a. Hambatan dalam lampu,

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R=%5Cfrac%7BV_%7Bt%7D%5C:%20%5E%7B2%7D%7D%7BP_%7Bt%7D%7D=%5Cfrac%7B220%5E%7B2%7D%7D%7B50%7D=968%5C:%20%5COmega

b. Arus yang melalui lampu :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7BV_%7Bs%7D%7D%7BR%7D=%5Cfrac%7B110%7D%7B968%7D=0,114%5C:%20A


Hati-hati, jangan gunakan Persamaan (1–20) karena persamaan tersebut berlaku untuk arus maksimum yang boleh melewati lampu.

c. Daya yang diserap lampu



E. Alat Ukur Listrik

1. Voltmeter

Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan antara dua titik. Ketika digunakan, voltmeter harus dipasang paralel dengan komponen yang hendak diukur tegangannya, seperti diperlihatkan pada Gambar 16. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, hambatan dalam voltmeter harus jauh lebih besar daripada hambatan komponen yang diukur. Voltmeter ideal adalah voltmeter yang hambatan dalamnya bernilai takhingga. Mengapa demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan Gambar 16. Arus yang mengalir pada hambatan R sebelum dipasang voltmeter adalah I, seperti diperlihatkan pada Gambar 16 (a). Ketika voltmeter dipasang paralel dengan R, arus I menjadi terbagi dua, I1 mengalir pada R dan sisanya, I2 mengalir melalui voltmeter yang berhambatan dalam Rv seperti diperlihatkan pada Gambar 16 (b). Hal ini menunjukkan bahwa tegangan pada R sebelum dan sesudah voltmeter digunakan akan berbeda.
Arus pada hambatan R (a) sebelum voltmeter digunakan dan (b) ketika voltmeter digunakan.
Gambar 16. Arus pada hambatan R (a) sebelum voltmeter digunakan dan (b) ketika voltmeter digunakan.
Oleh karena tegangan pada setiap hambatan yang dirangkai paralel besarnya sama, dari Gambar 16 (b) diperoleh :

I1R = I2Rv = (I– I1)Rv

atau

I1(R + Rv) = IRv

sehingga diperoleh :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B1%7D=I%5Cfrac%7BR_%7Bv%7D%7D%7BR_%7Bv%7D+R%7D
Persamaan terakhir menunjukkan bahwa agar sebelum dan sesudah dipasang voltmeter, arus yang mengalir pada R relatif sama, yakni I1  I, Rv harus jauh lebih besar daripada R sehingga R + Rv  Rv  Umumnya dengan memilih Rv ≥ 100R cukup untuk membuat I1  I dengan kesalahan sekitar 1%.

Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya, voltmeter akan rusak. Lalu, apa yang dapat Anda lakukan jika tegangan yang akan diukur melebihi batas ukur voltmeter?

Anda dapat menaikkan batas ukur voltmeter dengan prinsip yang sederhana. Misalnya, menurut hasil perhitungan matematis Anda, tegangan pada sebuah hambatan adalah 100 V. Di lain pihak, untuk menguji hasil perhitungan Anda, Anda akan menggunakan voltmeter yang ternyata hanya mampu mengukur sampai maksimum 10 V. Hal yang dapat Anda lakukan adalah membagi tegangan 100 V tersebut sedemikian sehingga yang melintasi voltmeter tetap 10 V supaya voltmeter tidak rusak. Sisa tegangannya, yakni 90 V, yang diberikan pada hambatan Rd yang harus dipasang seri dengan voltmeter. Mengapa harus dipasang seri? Ingat, hambatan yang dirangkai seri berfungsi untuk membagi tegangan. Pertanyaan selanjutnya adalah, berapakah nilai Rd yang harus Anda pasang?
Batas ukur voltmeter dapat ditingkatkan dengan memberikan hambatan seri dengan voltmeter.
Gambar 17. Batas ukur voltmeter dapat ditingkatkan dengan memberikan hambatan seri dengan voltmeter.
Untuk menjawab pertanyaan terakhir, perhatikan Gambar 17. Agar lebih umum, misalnya tegangan yang akan diukur adalah V = nVm, dengan n bilangan bulat positif dan Vm adalah batas ukur voltmeter. Karena voltmeter yang dirangkai seri dengan Rd tersusun paralel dengan hambatan yang diukur tegangannya maka berlaku :

V = VR+ Vm
nVm = VR + Vm

sehingga tegangan pada Rd memenuhi persamaan :

VR = (n – 1)Vm

Selanjutnya, arus yang melalui Rd sama dengan arus yang melalui Rv, yakni Im maka persamaan terakhir dapat ditulis sebagai :

ImRd = (n – 1) ImRv

sehingga nilai hambatan yang harus dipasang seri dengan voltmeter (disebut hambatan depan) memenuhi persamaan :

Rd = (n – 1)Rv                                             (1–21)

dengan: 

Rd = hambatan depan (Ω),
Rv = hambatan dalam voltmeter (Ω), dan
n = kelipatan batas ukur voltmeter.

Contoh Soal 16 :

Pada rangkaian listrik seperti gambar berikut ini, tentukan angka yang ditunjukkan voltmeter V. Anggap voltmeter ideal.
rangkaian listrik
Kunci Jawaban :

Voltmeter V mengukur tegangan antara titik A dan B. Karena voltmeternya ideal, tegangan antara titik A dan B sebelum dan sesudah voltmeter terpasang adalah sama. Oleh karena itu, lepas dulu voltmeter dari rangkaian. Dengan menggunakan Hukum Tegangan Kirchhoff untuk rangkaian sederhana diperoleh :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I_%7B1%7D=I%5Cfrac%7B%5Csum%20E%7D%7B%5Csum%20R%7D=%5Cfrac%7B%5Cleft%20%28%2012%5C:%20V%20%5Cright%20%29%7D%7B%5Cleft%20%282+3+1%20%5Cright%20%29%7D%5COmega=2%5C:%20A
Dengan demikian, tegangan antara titik A dan B adalah :

VAB = IR = (2 A)(3 Ω) = 6 V

Jadi, voltmeter akan menunjukkan angka 6 V.
2. Amperemeter

Amperemeter disingkat ammeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Ketika digunakan, ammeter harus dirangkai seri dengan yang diukur, seperti diperlihatkan pada Gambar 18. Berbeda dengan voltmeter, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, hambatan dalam ammeter harus jauh lebih kecil daripada hambatan yang diukur arusnya.
Arus pada R, (a) sebelum dipasang ammeter dan (b) ketika dipasang ammeter.
Gambar 18. Arus pada R, (a) sebelum dipasang ammeter dan (b) ketika dipasang ammeter.
Seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 18, jika sebelum dipasang ammeter, arus yang melalui R adalah I, maka setelah R diserikan dengan Ra, arus yang melalui R akan turun menjadi I'. Hal ini terjadi karena hambatannya bertambah besar menjadi R + Ra, sedangkan tegangannya tetap. Oleh karena tegangan sebelum dan sesudah dipasang voltmeter tetap, maka berlaku :

IR = I'(R +Rd)

sehingga :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I%27=I%5Cfrac%7BR%7D%7BR+R_%7Bd%7D%7D
Persamaan ini menunjukkan bahwa agar I' I, maka R + Ra  R. Keadaan ini akan dicapai jika Ra jauh lebih kecil daripada R dan idealnya Ra = 0. Akan tetapi, tentu saja tidak mungkin dapat membuat ammeter dengan hambatan dalam nol. Paling tidak, ammeter yang digunakan harus memiliki hambatan dalam 1/100 kali dari hambatan yang diukur arusnya. Jika hal ini dipenuhi, kesalahan hasil pengukuran hanya sekitar 1% dan dikatakan cukup akurat.

Seperti halnya pada voltmeter, batas ukur ammeter juga dapat ditingkatkan. Misalnya, Anda akan mengukur arus listrik yang besarnya nIm, dengan n bilangan bulat positif dan Im adalah batas ukur ammeter. Dalam hal ini Anda harus memasang hambatan paralel, Rsh, (disebut hambatan shunt) dengan ammeter seperti diperlihatkan pada Gambar 19.
Batas ukur ammeter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt.
Gambar 10. Batas ukur ammeter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt.
Hal ini dilakukan agar arus yang besarnya nIm tadi terbagi menjadi Im pada ammeter dan (n–1) Im pada hambatan Rsh. Oleh karena Rsh paralel dengan Ra, tegangan pada keduanya sama sehingga berlaku :

(n – 1)ImRsh = ImRa

dan diperoleh :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R_%7Bsh%7D=%5Cfrac%7BR_%7Ba%7D%7D%7Bn-1%7D                                                        (1-22)

dengan: 

Rsh = hambatan shunt (paralel dengan ammeter),
Ra = hambatan dalam ammeter, dan
n = kelipatan batas ukur ammeter.

Contoh Soal 17 :

Sebuah ammeter dengan hambatan dalam 1Ω memiliki batas ukur 10 A. Agar batas ukur ammeter itu menjadi 50 A, tentukan besar hambatan shunt yang harus dipasang paralel dengan ammeter.

Kunci Jawaban :

Diketahui: 

Ra = 1Ω dan kelipatan batas ukur n = 50A/10A = 5.

Besar hambatan shunt adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20R_%7Bsh%7D=%5Cfrac%7BR_%7Ba%7D%7D%7Bn-1%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B1-5%7D=0,25%5C:%20%5COmega

F. Pemanfaatan Energi Listrik dalam Kehidupan Sehari-Hari

Energi listrik merupakan energi yang paling mudah untuk diubah menjadi energi lain. Oleh karena itu, energi ini paling banyak digunakan oleh manusia. Untuk keperluan rumah tangga, misalnya, dari mulai penerangan, memasak, menyeterika, dan mencuci menggunakan peralatan yang bersumber dari energi listrik. Untuk penerangan, misalnya, orang menggunakan lampu listrik. Untuk memasak, ibu-ibu akan merasa lebih praktis jika menggunakan penanak nasi elektrik (rice cooker) atau kompor listrik. Untuk menyetrika pakaian, digunakan setrika listrik. Untuk mencuci pakaian, digunakan mesin cuci.

Selain itu, untuk menyimpan daging, sayuran mentah, atau bahan makanan lain agar tahan lama, digunakan kulkas. Untuk mendapatkan air dingin, hangat, atau panas, digunakan dispenser. Untuk keperluan hiburan dan informasi, digunakan radio, televisi, atau tape recorder yang tentu saja dinyalakan menggunakan energi listrik. Apakah telepon rumah atau telepon genggam (handphone) Andamenggunakan energi listrik?

Untuk menghasilkan suatu produk, pabrik-pabrik garmen banyak menggunakan energi listrik untuk menggerakkan mesin-mesin produksi. Untuk administrasi perkantoran, seperti komputer merupakan bagian yang tak terpisahkan sehingga energi listrik diperlukan di sini. Demikian pula di pusat-pusat bisnis lainnya, bahkan di sekolah Anda sekalipun. Pada intinya, banyak sekali di sekitar Anda peralatan-peralatan yang menggunakan energi listrik, baik yang berasal dari sumber DC maupun AC.

Di Indonesia, khususnya, masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh pemanfaatan energi listrik, terutama untuk penerangan. Oleh karena itu, ke depan, perlu dipikirkan sumber-sumber pembangkit energi listrik. Dewasa ini, sumber pembangkit energi listrik di Indonesia umumnya berasal dari bahan bakar minyak (BBM). BBM ini merupakan bahan bakar utama mesin pengerak generator. Selain BBM, sumber energi listrik lainnya dibangkitkan oleh air, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Sebenarnya masih banyak potensi kekayaan alam Indonesia untuk dijadikan sumber energi listrik. Energi panas bumi, energi matahari, bahkan energi nuklir merupakan potensi yang perlu dikembangkan sebagai pembangkit energi listrik.

G. Menghitung Biaya Sewa Energi Listrik

Di Indonesia, energi listrik dikelola oleh sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yakni PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara). Masyarakat Indonesia, termasuk Anda tentunya, menggunakan energi listrik dari PT. PLN dengan menyewanya. Anda harus membayar biaya sewa energi listrik, atau lebih dikenal dengan sebutan rekening listrik, tiap bulan.

Bagaimana biaya sewa energi listrik dihitung? Biaya sewa energi listrik dihitung berdasarkan jumlah energi listrik yang digunakan dalam satuan kWh. Energi listrik itu sendiri dihitung berdasarkan persamaan W = Pt, dengan P dalam satuan watt dan t dalam satuan jam. Biaya sewa sama dengan jumlah energi listrik dalam kWh dikalikan dengan tarif 1 kWh.

Sebagai contoh, jika tarif 1 kWh adalah Rp.150 dan total energi listrik yang digunakan dalam sebulan adalah 1200 kWh, biaya sewanya adalah 1.200 kWh × Rp.150/kWh = Rp.180.000.

Alat yang digunakan untuk mengukur energi dalam satuan kWh disebut kWh meter. Di rumah-rumah yang menyewa listrik, kWh meter umumnya dipasang pada dinding bagian depan rumah, dekat pintu masuk. 

Contoh Soal 17 :

Sebuah keluarga menggunakan 10 buah lampu 20 W yang dinyalakan rata-rata 10 jam per hari dan sebuah TV 60 W yang dinyalakan rata-rata 5 jam per hari. Jika tarif 1 kWh Rp150, berapakah biaya sewa yang harus dibayarkan ke PLN tiap bulan?

Kunci Jawaban :

Diketahui:
Energi yang dihabiskan lampu per hari :

W1 = 10 buah × 20 W × 10 jam = 2000 Wh = 2 kWh, dan

Energi yang dihabiskan TV per hari :

W2 = 1 buah × 60 W × 5 jam = 300 Wh = 0,3 kWh.

Energi total yang digunakan per hari adalah W = W1 + W2 = 2,3 kWh sehingga total energi dalam 1 bulan (@ 30 hari) rata-rata 30 × 2,3 kWh = 69 kWh.

Karena tarif 1 kWh adalah Rp.150, biaya sewa selama 1 bulan rata-rata adalah 69 kWh × Rp 150,00 = Rp.10.350,00.

Jadi, keluarga tersebut harus membayar sewa listrik ke PLN Rp10.350,00 tiap bulan.

Percobaan Fisika Sederhana 2 :

Sediakan 2 buah lampu, 1 buah baterai 1,5 Volt, sakelar, dan kabel panjang. Rangkaikan lampu tersebut secara seri dan paralel, seperti pada gambar berikut.
Rangkaikan lampu
Amati cahaya yang ditimbulkan oleh lampu tersebut. Rangkaian manakah yang memberikan cahaya paling terang? Laporkan hasil kegiatan Anda kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.

Contoh Soal 18 :

hambatan pengganti antara titik A dan B
Besar hambatan pengganti antara titik A dan B adalah ....

a. 4 Ω 
b. 6 Ω 
c. 8 Ω
d. 10 Ω
e. 14 Ω

Kunci Jawaban :

Rangkaian dapat disederhanakan sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgByWznov9Pe4f_Q1hJAAewVNN74OcGZn9I5ykx040VeIwXDtNeTQbhCCxnKVkQFKdbKRcejkOd8Zac_usnwTRRXjNs9p-_oQZ4V1X8HIMDprKpyV9XIOuRqrTYQroIMvgqaNH7UWhVF-ud/s400/Kapasitor-5%25CE%25BCF-tidak-dilalui-arus-searah-resistor-hambatan-pengganti.jpg
Kapasitor 5μF tidak dilalui arus searah sehingga resistor R3 tidak perlu dihitung. Besarnya hambatan pengganti rangkaian paralel R4 dan R5 adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7Bp%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B4%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B5%7D%7D

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7Bp%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7B10%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7B10%7D=%5Cfrac%7B2%7D%7B10%7D

Rp = 5 Ω

Hambatan pengganti antara titik A dan B adalah :

RT = R1 + R2 + Rp
RT = 2Ω + 3Ω + 5Ω
RT = 10Ω

Jawab: d

Rangkuman :

1. Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu.

2. Besarnya kuat arus yang mengalir dituliskan dalam persamaan :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20I=%5Cfrac%7BQ%7D%7Bt%7D

3. Untuk penghantar dari jenis yang sama, besar hambatan bergantung pada panjang dan luas penampangnya.

4. Jika hambatan dirangkai seri, besarnya hambatan, kuat arus listrik, dan tegangan pengganti adalah

Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + ... + Rn
Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + ... + Vn
I = I1 = I2 = I3 = I4 = ... = In

5. Jika hambatan dirangkai paralel, besarnya hambatan, kuat arus listrik, dan tegangan pengganti adalah :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7Bp%7D%7D=%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B1%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B2%7D%7D+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7B3%7D%7D+...+%5Cfrac%7B1%7D%7BR_%7Bn%7D%7D

V = V1 = V2 = V3 = ... = Vn
Ip = I1 + I2 + I3 + ... + In

6. Alat ukur arus listrik adalah amperemeter dan alat ukur tegangan listrik adalah voltmeter.

7. Hukum Pertama Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus yang menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik cabang.

ΣI(masuk) =ΣI(keluar)

8. Hukum Kedua Kirchhoff menyatakan bahwa dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (E) sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial listriknya.

ΣE=ΣIR

Anda sekarang sudah mengetahui ElektrodinamikaArus, Hambatan, Energi, DayaRangkaian Listrik  dan Hukum Ohm. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Saripudin, A., D. Rustiawan K., dan A. Suganda. 2009. Praktis Belajar Fisika 1 : untuk Kelas 10 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 194 hlm.
Share ke:
Artikel Terkait Elektrodinamika : Arus, Hambatan, Energi, Daya dan Rangkaian Listrik, Hukum Ohm :

Pengukuran Tegangan Listrik - Kita lanjuta kembali materi Fisika SMP Kelas 9 tentang Pengukuran Tegangan Listrik. Kamu sudah mengetahui bahwa alat ukur lsitrik yang cukup penitng, selain amperemeter, adalah voltmeter. Amperemeter digunakan untuk mengetahui kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Adapun, voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial. Misalnya beda potensial antara kutub-kutub baterai atau beda potensial di dua titik suatu rangkaian listrik.
Dalam suatu rangkaian, penggunaan voltmeter secara paralel. Maksudnya, terminal positif voltmeter (berwarna merah) dihubungkan dengan kutub positif batu baterai. Adapun kutub negative voltmeter dihubungkan dengan kutub negatif batu baterai. Salah satu contoh penggunaan voltmeter yaitu pada pengukuran gaya gerak listrik dan tegangan jepit suatu rangkaian.
Perbedaan antara besarnya GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanya kerugian tegangan. Baterai atau sumber arus listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu rangkaian, hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R).
Pengukuran Tegangan Listrik
Hambatan dalam
Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut.
Rumus Hukum Ohm
Etotal = E1 + E2 +…+En = nE
rtotal = r1 + r2 +…rn = nr
Sehingga
Rumus Kuat Arus Pada Pengukuran Tegangan Listrik
Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku
Etotal = E1 = E2 = En = E
\frac{1}{r_{total}}=\frac{1}{r_{1}}+\frac{1}{r_{2}}+...+\frac{1}{r_{n}}
{r_{total}}=\frac{r}{n}
Sehingga
I=\frac{E}{R+\frac{r}{n}}
Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian tegangan. Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt. Hubungan antara GGL, tegangan jepit, dan kerugian tegangan dirumuskan.
E = V + U
dengan:
E = gaya gerak listrik satuannya volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)
Contoh Soal :
Dua baterai masing 1,5 V dengan hambatan dalam 0,5 Ω dihubungkan ke hambatan 14 Ω . Berapakah tegangan jepitnya jika kedua baterai dipasang seri?
Contoh Soal Pengukuran Tegangan Listrik
Kata Kunci :



Hukum Ohm, Hambatan Listrik Dan Hukum Kirchhoff

A. Hukum Ohm

         Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari hambatan tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,
Image:iiR.JPG
Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus. Dari Tabel 9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial makin besar kuat arusnya, lihat Gambar 9.1. Secara matematika dapat ditulis,
Image:i-v.JPG
Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,
Image:ivrvir.JPG
Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang dinyatakan dalam satuan ohm ditulis dalam simbol 􀀺 (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
https://i0.wp.com/www.crayonpedia.org/wiki/images/2/21/Volt_ampere.JPG

Ampere

Definisi satu ampere adalah satu coulomb muatan yang bergerak melalui sebuah titik dalam satu sekon. Arus listrik dapat terjadi apabila di dalam sebuah rangkaian terdapat beda potensial. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial listrik secara grafik dapat dilihat pada Gambar 9.1. Hubungan linier antara kuat arus dan beda potensial menunjukkan makin besar beda potensial makin besar kuat arusnya. Hubungan kesebandingan antara beda potensial dan kuat arus perlu adanya faktor pembanding yang disebut hambatan.
Contoh soal 9.1: Pada sebuah percobaan hukum Ohm, diperoleh grafik seperti pada gambar di bawah ini!
Image:volt ampere 2.JPG
Dari grafik tersebut, tentukan besar hambatan yang digunakan!
Image:9v6a.JPG
2. Perhatikan tabel di bawah ini!
Image:VAO.JPG
Berdasarkan tabel di atas, berapa besar hambatan
yang digunakan untuk percobaan!
Image:r1234.JPG

B. Hambatan, Konduktor, Semikonduktor, dan Isolator

Hambatan

Aliran listrik di dalam sebuah penghantar ternyata tidak sama besarnya, hal ini ditunjukkan oleh nyala lampu pijar maupun angka yang ditunjukkan oleh amperemeter. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh penghantar yang selalu memiliki hambatan. Hambatan dari suatu penghantar mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang melewatinya. Berdasarkan Kegiatan 9.3, besar hambatan suatu bahan atau penghantar nilainya berbeda-beda tergantung pada hambatan jenis, 􀁕 , panjang, ,dan luas penampang, A. Sebuah alat yang dapat digunakan secara langsung untuk mengukur besar kecilnya nilai hambatan sebuah penghantar disebut ohmmeter. Sedang multimeter
adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada suatu penghantar atau rangkaian listrik. Apabila multimeter akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus
diputar sehingga menunjuk ke arah yang bertanda R. Penghantar yang hendak diukur hambatannya dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu. Jarum akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu sehingga besar hambatan dapat dibaca pada skala yang bertandakan OHM atau 􀀺.
Hambatan suatu penghantar juga dapat diukur secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur besar arus yang lewat pada penghantar dan mengukur beda potensial ujung-ujung penghantar itu. Oleh karena itu, kita menggunakan dua alat yang berfungsi sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi sebagai voltmeter. Cara menyusun alat tersebut adalah sebagaimana terdapat pada Gambar 9.2. Pada Gambar 9.2 adalah sebuah rangkaian untuk mengukur besar hambatan dari lampu pijar.
Image:pijar lapu.JPG
Dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 9.3, maka besar arus listrik yang mengalir melalui lampu pijar dan beda potensial antara ujung-ujung lampu pijar dapat diketahui sehingga besarnya hambatan dari lampu tersebut dapat dihitung. Satuan hambatan dapat diturunkan sesuai persamaan berikut, yaitu:
Image:kioohm.JPG
Hambatan sering digambarkan seperti pada Gambar 9.3.
Image:simbol hambatan.JPG
Dari hasil Kegiatan 9.4, hubungan antara hambatan, jenis bahan, panjang, luas penampang dan suhu dari suatu penghantar dapat dirumuskan secara matematika,
Image:hambatan jeni suatu bahan.JPG
Persamaan 9.5, menunjukkan bahwa hambatan tergantung pada suhu dari penghantar, semakin besar suhu, semakin besar nilai hambatannya. Ro adalah hambatan awal atau hambatan mula-mula, R adalah hambatan akhir dikarenakan faktor suhu, 􀀧T = T1 – T2 adalah perubahan suhu dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) dengan T1 adalah suhu awal penghantar dan T2 adalah suhu akhir penghantar, dan 􀁄 adalah koefisien suhu penghantar dinyatakan dalam satuan per °C . Koefisien suhu (􀁄 dibaca “alpha”) untuk beberapa bahan memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenis bahan masing-masing. Hampir semua konduktor (termasuk nikrom) memiliki nilai koefisien suhu positif. Oleh karena itu hambatan sebuah konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut bertambah. Nilai koefisien suhu dari beberapa bahan konduktor dapat kalian lihat pada Tabel 9.4.
Image:koefisien suhu logam.JPG
Image:koefisien suhu logam2.JPG

Konduktivitas

Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam konduktor. Pernyataan ini benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan statis. Tujuan dari pembicaraan ini adalah ingin menggambarkan apa yang terjadi jika muatan bergerak dalam konduktor.
Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di bawah pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada medan listrik di dalam.
Image:germanium.JPG
Muatan listrik yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain adalah muatan elektron. Elektron-elektron yang mudah berpindah disebut elektron bebas. Elektron-elektron bebas dalam logam merupakan gas elektron yang pada suhu sangat tinggi 70.000°C bersifat
sebagai gas sempurna. Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah bahan konduktor. Sehingga pada saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan elektron bebas yang lain. Dengan jumlah elektron bebas yang besar maka bahan konduktor mudah mengalirkan muatan listrik. Bahan konduktor yang baik dan sempurna jika mempunyai nilai konduktivitas yang besar
yaitu 􀁖 􀀃 􀀣􀀃 􀁦􀀃 (mendekati tak terhingga besarnya). Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati nol atau sangat kecil.
Bagaimana untuk isolator? Untuk isolator konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan sifat elektron adalah berharga sebaliknya dengan konduktor. Konduktor dan isolator adalah suatu bahan yang mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan konduktor mempunyai konduktivitas sangat besar sedang isolator sangat kecil. Konduktor mempunyai hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk isolator hambatan atau hambatan jenisnya besar. Bagaimana untuk material atau bahan semikonduktor? Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat sebagai konduktor dan isolator. Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat konduktor dan di atas sifat isolator. Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikonduktor biasanya dilakukan penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut pendopingan. Contoh bahan ini adalah germanium, Ge dan silikon, Si. Bahan semikonduktor dapat dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
Image:tabel9.5.JPG
Tabel 9.5 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas untuk bahan isolator dan konduktor mempunyai rentang yang sangat besar. Misalkan, berapa rentang nilai antara karet dan perak? Contoh soal 9.2
1. Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang
2 mm2. Jika panjang penghantar 2000 dan hambatan jenisnya 0,02 􀀺 meter. Berapa nilai hambatan kawatnya?
Image:diketjwa.JPG

C. Hukum I Kirchhoff

1. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang memiliki ujung-ujung rangkaian. Contoh rangkaian terbuka dapat kalian lihat pada Gambar 9.5.
Image:ri bika.JPG
Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian. Contoh rangkaian listrik tertutup secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 9.6.
Image:rl tutup.JPG
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak bercabang dan rangkaian bercabang. Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian seri. Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.

2. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri. Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat pada Gambar 9.7!
Image:hambatan seri.JPG
Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui bahwa pada rangkaian seri besarnya arus listrik yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat arus yang lewat hambatan R1 adalah I1, kuat arus yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari sumber I’, maka berlaku:
Image:i1i2i2i3.JPG
Jika beda potensial di titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C adalah V2 dan beda potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku,
Image:v1v2v3.JPG
Kedua persamaan di atas menunjukkan suatu persamaan yang berlaku untuk susunan seri. Dengan mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang bergerak per satuan waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik. Oleh karena itu dapat ditulis,
Image:q1q2q3.JPG
Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?

3. Rangkaian Paralel

Image:hambatan paralel.JPG
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu A dan titik B. Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah mengetahui dari hasil Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan, titik A, sama besar dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan, titik B. Oleh karena itu,

a. Pada titik percabangan A

Image:i++.JPG
Dengan I adalah jumlah kuat arus yang masuk ke percabangan. Berkaitan dengan muatan dan arus listrik, maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,
Image:q++.JPG

b. Pada titik percabangan B

Image:iq++.JPG

Dengan I’adalah jumlah kuat arus yang keluar dari percabangan, dan Q’ adalah muatan yang keluar dari percabangan.

c. I = I’

Dari a – b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah kuat arus atau muatan yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau muatan yang keluar dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhoff.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang besarnya sama.
Image:Vab.JPG
Image:soal 9.3.JPG
Image:soal 9.3 b.JPG

D. Rangkaian Hambatan

Rangkaian hambatan Kalian sudah mengetahui bahwa ada dua rangkaian dasar pada suatu hambatan yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.

1. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri, lihat Gambar 9.9!
Image:3 hambatan seri.JPG
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan pengganti. Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini sering disebut hambatan seri, RS. Besar RS merupakan jumlah dari masingmasing hambatan.
Image:rs.JPG
Dari persamaan di atas tampak bahwa hambatan pengganti untuk susunan seri merupakan jumlah dari masing-masing hambatan. Sedang besarnya nilai beda potensial antara ujung-ujung hambatan tidak sama, karena untuk seri yang mempunyai nilai konstan adalah arus dan muatan listrik yang melalui hambatan. Sehingga jika besar dari masing-masing hambatan berbeda, maka nilai beda potensialnya dari masing-masing hambatan juga berbeda.

2. Rangkaian Paralel (Rangkaian Bercabang)

Misal tiga buah hambatan yang masingmasingnya R1, R2, dan R3 dirangkai paralel, lihat Gambar 9.10!
Image:3hambatan paralel.JPG
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan yang disebut hambatan pengganti. Karena rangkaian hambatan tersebut paralel maka hambatan penggantinya disebut hambatan paralel (RP). Besar hambatan paralel (RP) dapat ditentukan menggunakan persamaan,
Image:seper R.JPG
Pada rangkaian paralel, beda potensial masingmasing cabang besarnya sama.
Contoh soal 9.4:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Image:hambatan db.JPG

E. Penerapan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik. Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan arus listrik disebut GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan yang disebut hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas sebuah hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan hambatan dalam r, lihat pada Gambar 9.11!
Image:simple rank.JPG
Apabila hambatannya lebih dari satu, maka R ini merupakan hambatan pengganti dari beberapa hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian adalah sebagai berikut:
Image:ierR.JPG
Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara seri maupun paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri,
Image:inER.JPG
Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:
Image:ipER.JPG
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,
Image:ierN.JPG
Image:soal 99.5.JPG
Image:soal 9.5 b.JPG
Image:ggl 1.5 volt.JPG
Image:kisrooh.JPG

Bottom of Form